Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

33 Macam Jenis Shalat Sunnah yang Jarang Diketahui, Nomor 19 Pahalanya Luar Biasa!

33 Macam Jenis Shalat Sunnah yang Jarang Diketahui

 Shalat sunnah merupakan ibadah tambahan yang dianjurkan dalam Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meskipun tidak wajib, namun shalat sunnah memiliki keutamaan luar biasa, mulai dari menambal kekurangan shalat fardhu hingga mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah. Dalam artikel ini, kita akan membahas 33 macam jenis shalat sunnah lengkap dengan penjelasan dan keutamaannya. Yuk, simak sampai akhir agar kamu tidak melewatkan satu pun!

Apa Itu Shalat Sunnah?


Shalat sunnah adalah ibadah tambahan yang dianjurkan dalam Islam selain shalat wajib lima waktu. Meskipun tidak bersifat wajib, shalat sunnah memiliki keutamaan besar karena dapat menyempurnakan kekurangan dalam shalat fardhu serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW sendiri rutin mengerjakan berbagai macam shalat sunnah dalam kehidupan sehari-harinya.

Secara umum, shalat sunnah terbagi menjadi dua jenis, yaitu sunnah muakkad (sangat dianjurkan) dan sunnah ghairu muakkad (tidak terlalu dianjurkan). Contoh shalat sunnah muakkad adalah shalat rawatib yang mengiringi shalat wajib, sedangkan contoh ghairu muakkad adalah shalat Dhuha atau shalat Tahajud.

Selain itu, ada pula shalat sunnah yang dilakukan karena sebab tertentu, seperti shalat Istikharah saat menghadapi pilihan, atau shalat Hajat saat memohon sesuatu kepada Allah. Keutamaan shalat sunnah tidak hanya sebatas pahala, tetapi juga ketenangan hati, keberkahan hidup, dan sebagai bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Dengan memahami pentingnya shalat sunnah, umat Islam dianjurkan untuk menjadikannya sebagai bagian dari rutinitas harian demi meraih ridha Allah SWT.

33 Macam Shalat Sunnah Lengkap dengan Penjelasannya


Berikut daftar lengkap dan penjelasan 33 macam jenis shalat sunnah yang bisa kamu praktikkan:

1. Shalat Sunnah Rawatib

Shalat Sunnah Rawatib adalah ibadah tambahan yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardhu. Meski hukumnya tidak wajib, keutamaan dari shalat ini luar biasa. Rasulullah SAW bersabda, *"Barangsiapa yang menjaga shalat sunnah rawatib dua belas rakaat dalam sehari, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga."* (HR. Muslim). Sebuah motivasi yang sangat menyentuh bagi siapa saja yang ingin mendekatkan diri kepada Allah.

Shalat Rawatib terdiri dari 2 rakaat sebelum Subuh, 4 rakaat sebelum dan 2 rakaat setelah Dzuhur, 2 rakaat setelah Maghrib, serta 2 rakaat setelah Isya. Waktu pelaksanaannya singkat, namun dampaknya besar. Selain sebagai bentuk cinta dan keteladanan terhadap Nabi Muhammad SAW, shalat ini juga menjadi penambal kekurangan dari shalat wajib kita yang mungkin tidak sempurna.

Menjadikan Shalat Rawatib sebagai kebiasaan harian bukanlah hal yang sulit. Dengan niat tulus dan konsistensi, kita bisa memetik pahala besar setiap hari. Mari mulai hari ini, jangan lewatkan kesempatan untuk mendekat pada Allah dengan cara yang sederhana namun penuh berkah ini.

2. Shalat Tahajud

Shalat Tahajud adalah salah satu ibadah sunnah yang memiliki keutamaan luar biasa. Dilakukan di sepertiga malam terakhir, Tahajud menjadi momen paling istimewa untuk bermunajat kepada Allah SWT. Saat dunia terlelap, hamba-hamba pilihan bangun dari tidurnya, berwudhu dalam dinginnya malam, dan bersujud dalam keheningan.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 79, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan Tahajud sebagai ibadah tambahan, dan menjanjikan kedudukan yang mulia. Ini menandakan bahwa Tahajud bukan sekadar shalat malam biasa, tapi jalan menuju derajat tertinggi di sisi Allah.

Selain mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, shalat Tahajud juga menjadi pintu terkabulnya doa, penenang jiwa, dan sumber kekuatan spiritual. Banyak kisah sukses dan kebangkitan hidup dimulai dari kebiasaan bangun malam dan bersujud kepada Allah.

Bagi siapa pun yang ingin hidupnya lebih tenang, hatinya lebih lapang, dan rezekinya lebih berkah, cobalah bangun malam untuk Tahajud. Mulailah dengan dua rakaat, dan rasakan perubahan luar biasa dalam hidupmu.

Karena di tengah gelapnya malam, ada cahaya yang hanya ditemukan oleh mereka yang bersujud.

3. Shalat Witir

Shalat Witir adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan sebagai penutup dari rangkaian shalat malam. Dinamakan "Witir" karena jumlah rakaatnya ganjil—satu, tiga, lima, atau lebih, sesuai kemampuan. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat Witir, bahkan ketika sedang safar, sebagai bukti betapa penting dan istimewanya shalat ini.

Dikerjakan setelah shalat Isya hingga menjelang Subuh, Witir menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam suasana sunyi dan penuh kekhusyukan. Dalam hadits, Rasulullah bersabda, _“Jadikanlah akhir dari shalat kalian di malam hari adalah Witir”_ (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan keutamaan Witir sebagai penutup malam yang sempurna.

Lebih dari sekadar ibadah, Witir adalah momen untuk bermunajat, memohon ampun, dan mencurahkan isi hati kepada Allah. Meski hanya satu rakaat, shalat ini memiliki kekuatan spiritual luar biasa bagi mereka yang melaksanakannya dengan penuh keikhlasan.

Bagi siapa pun yang ingin menjaga kedekatan dengan Allah, memulai kebiasaan shalat Witir adalah langkah kecil dengan dampak besar. Mulailah dari yang mudah, dan rasakan kedamaian yang Allah titipkan dalam setiap sujud malam.

4. Shalat Dhuha

Shalat Dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang istimewa dan penuh keberkahan. Dilaksanakan saat matahari mulai naik hingga menjelang waktu Zuhur, shalat ini dikenal sebagai amalan pembuka pintu rezeki. Rasulullah SAW bahkan bersabda, “Pada tiap pagi, setiap ruas tulang kalian harus disedekahi... dan dua rakaat Shalat Dhuha sudah mencukupi hal itu.” (HR. Muslim)

Keutamaannya tidak hanya tentang materi. Shalat Dhuha juga menenangkan jiwa, menjernihkan pikiran, dan memperkuat hubungan dengan Allah. Dalam kesibukan harian, Dhuha adalah momen hening untuk refleksi dan syukur.

Tidak butuh waktu lama, cukup dua hingga delapan rakaat, dan bisa dilakukan di rumah atau di tempat kerja. Tapi dampaknya luar biasa. Banyak yang merasakan hidup lebih lapang, rezeki mengalir tak terduga, dan hati terasa damai setelah rutin menunaikannya.

Shalat Dhuha adalah bukti bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang mengingat-Nya di waktu sepi. Mari jadikan Dhuha sebagai rutinitas harian. Mulailah hari dengan sujud penuh harap, dan biarkan Allah membalasnya dengan cara paling indah.

5. Shalat Istikharah

Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada pilihan yang membingungkan — entah itu soal pekerjaan, pendidikan, atau jodoh. Di saat seperti itulah, Shalat Istikharah menjadi solusi terbaik bagi seorang Muslim untuk meminta petunjuk dari Allah SWT.

Shalat Istikharah adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan saat seseorang ingin meminta bimbingan atas keputusan penting dalam hidup. Setelah shalat, disunahkan membaca doa khusus istikharah dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memilihkan jalan terbaik.

Keistimewaan shalat ini terletak pada ketenangan batin yang muncul setelahnya. Meskipun jawabannya tak selalu datang dalam bentuk mimpi, namun Allah akan menuntun hati kita untuk merasa mantap terhadap satu pilihan tertentu. Bahkan, dalam prosesnya, Allah bisa menjauhkan kita dari sesuatu yang tampaknya baik namun sesungguhnya buruk bagi kita.

Shalat Istikharah bukan hanya bentuk doa, tapi juga wujud tawakal yang indah. Kita belajar menyerahkan segala urusan kepada Zat yang Maha Tahu segalanya. Jadi, saat hati bimbang, jangan ragu untuk menunaikan shalat istikharah. Karena petunjuk Allah selalu hadir bagi mereka yang mencarinya dengan sungguh-sungguh.

6. Shalat Hajat

Dalam hidup, setiap manusia pasti pernah berada di titik terendah—dihadapkan pada masalah, harapan, dan keinginan yang sulit terwujud. Di saat seperti itulah Shalat Hajat menjadi cara terbaik untuk mengetuk pintu langit dan memohon langsung kepada Sang Pencipta.

Shalat Hajat adalah shalat sunnah dua rakaat atau lebih yang dikerjakan ketika seseorang memiliki hajat atau kebutuhan khusus, baik itu urusan dunia maupun akhirat. Rasulullah SAW bersabda, *“Siapa yang berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian shalat dua rakaat dan memohon kepada Allah kebutuhan dunia atau akhirat, maka Allah akan mengabulkannya.”* (HR. Ahmad)

Lebih dari sekadar ibadah, Shalat Hajat adalah bentuk pengakuan bahwa kita lemah tanpa pertolongan Allah. Ia menanamkan harapan, memperkuat tawakal, dan mengajarkan kita untuk tidak menyerah pada keadaan.

Tidak ada masalah yang terlalu besar jika Allah berkehendak untuk menyelesaikannya. Maka, saat hatimu gelisah dan jalan terasa buntu, ambillah air wudhu dan tunduklah dalam Shalat Hajat. Bisa jadi, keajaiban sedang menantimu dalam sujud yang tulus.

7. Shalat Taubat

Shalat Taubat adalah salah satu bentuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang merasa telah melakukan dosa, baik kecil maupun besar. Shalat ini menjadi simbol kerendahan hati seorang hamba di hadapan Allah SWT, yang dengan tulus ingin kembali ke jalan kebenaran.

Dilakukan minimal dua rakaat, shalat Taubat diiringi dengan niat yang kuat untuk meninggalkan dosa, menyesalinya sepenuh hati, dan tidak mengulanginya lagi. Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat ini adalah di malam hari saat suasana tenang, namun bisa juga dilakukan kapan saja di luar waktu yang dilarang untuk shalat.

Keistimewaan shalat Taubat terletak pada janjinya yang luar biasa: Allah akan mengampuni siapa pun yang datang dengan hati penuh penyesalan dan niat memperbaiki diri. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, *"Orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang tidak berdosa."* (HR. Ibnu Majah)

Kita semua pernah khilaf. Namun, Islam membuka pintu harapan seluas-luasnya. Shalat Taubat adalah wujud bahwa belum terlambat untuk berubah dan memperbaiki diri. Mari manfaatkan kesempatan ini sebelum ajal menjemput.8. Shalat Tasbih
Shalat khusus dengan banyak bacaan tasbih. Dikerjakan 4 rakaat dengan cara tertentu. Memiliki keutamaan besar dalam penghapusan dosa.

9. Shalat Tarawih

Shalat Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang hanya dilaksanakan di bulan Ramadhan. Dikerjakan setelah shalat Isya, shalat ini menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk memperbanyak amal dan mempererat hubungan spiritual dengan Allah SWT. Meskipun tidak wajib, Shalat Tarawih memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa melaksanakan Qiyam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tarawih juga menjadi sarana untuk memperkuat kebersamaan dalam berjamaah. Di masjid-masjid, suasana kekhusyukan terasa begitu dalam, mempererat ukhuwah Islamiyah antar sesama. Tak hanya itu, melaksanakan Tarawih secara rutin juga melatih kesabaran, kedisiplinan, dan keikhlasan.

Bagi sebagian orang, berdiri lama dalam Tarawih mungkin terasa berat. Namun di situlah letak hikmahnya — Allah membuka pintu pahala yang luas bagi hamba-Nya yang ikhlas. Jadi, jangan lewatkan momen penuh berkah ini. Jadikan Shalat Tarawih sebagai momentum memperbaiki diri dan mendekatkan hati kepada Sang Pencipta.

10. Shalat Tahiyyatul Masjid

Setiap kali seorang Muslim memasuki masjid, Islam mengajarkan adab mulia yang menunjukkan rasa hormat kepada rumah Allah. Salah satu bentuknya adalah dengan melaksanakan shalat Tahiyyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan sebelum duduk di dalam masjid.

Shalat ini bukan sekadar formalitas, melainkan simbol kecintaan dan penghormatan seorang hamba kepada tempat suci yang menjadi pusat ibadah. Rasulullah SAW bersabda, _“Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sebelum shalat dua rakaat.”_ (HR. Bukhari dan Muslim).

Meskipun tergolong sunnah, Tahiyyatul Masjid memiliki nilai spiritual yang besar. Ia melatih kepekaan hati untuk tidak lalai di tempat yang agung, sekaligus mengingatkan bahwa setiap langkah menuju masjid adalah kesempatan untuk beribadah.

Bayangkan, hanya dua rakaat ringan, tapi mampu menyempurnakan adab dan mengangkat derajat. Mari jadikan shalat ini sebagai kebiasaan, bukan beban. Karena setiap kali kita menghormati rumah Allah, sejatinya kita sedang menghormati diri sendiri sebagai hamba yang sadar akan kehadiran-Nya.

Jangan lewatkan pahala dari amalan sederhana ini. Yuk, biasakan shalat Tahiyyatul Masjid setiap masuk ke masjid!

11. Shalat Istisqa

Shalat Istisqa adalah salah satu shalat sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW ketika umat menghadapi musim kemarau panjang dan kekeringan. Kata *istisqa* berasal dari bahasa Arab yang berarti “memohon hujan.” Shalat ini menjadi bentuk penghambaan dan tawakal umat kepada Allah SWT dalam menghadapi krisis alam.

Pelaksanaan Shalat Istisqa dilakukan dua rakaat secara berjamaah, biasanya di lapangan terbuka, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW. Diikuti dengan khutbah setelah shalat, sang imam mengajak jamaah untuk memperbanyak istighfar, bertobat, dan meningkatkan keimanan.

Lebih dari sekadar ibadah, Shalat Istisqa adalah momentum spiritual untuk mengakui kelemahan manusia di hadapan kekuasaan Allah. Ketika segala usaha telah dilakukan—menghemat air, mencari sumber—pada akhirnya manusia kembali bersujud, memohon langit dibukakan.

Kisah-kisah di masa lalu menunjukkan, saat umat bersatu dalam kerendahan hati dan doa, hujan pun turun dengan rahmat-Nya. Maka, di tengah krisis alam, Shalat Istisqa bukan hanya ritual, tapi juga seruan iman dan harapan.

Yakinlah, tak ada doa yang sia-sia saat dilantunkan dengan ikhlas. Langit akan menjawab ketika bumi bersujud bersama.

12. Shalat Gerhana (Khusuf dan Kusuf)

Shalat gerhana, yang dikenal sebagai Shalat Khusuf (gerhana bulan) dan Shalat Kusuf (gerhana matahari), merupakan salah satu ibadah sunnah yang menunjukkan kepekaan spiritual seorang muslim terhadap fenomena alam. Rasulullah SAW mengajarkan agar umat Islam tidak sekadar mengamati gerhana, tetapi juga menjadikannya momen perenungan dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT.

Shalat ini dilakukan sebanyak dua rakaat dengan bacaan yang panjang, ruku dua kali dalam setiap rakaat, serta diselingi dengan doa dan dzikir yang khusyuk. Tujuannya bukan hanya beribadah, tetapi juga sebagai pengingat bahwa segala yang ada di langit dan bumi tunduk pada kekuasaan Allah.

Gerhana bukan sekadar fenomena ilmiah, melainkan tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Dalam sunyi langit yang berubah warna, kita diajak untuk merenung, mengingat dosa, dan memperbaiki diri.

Mari jadikan setiap gerhana sebagai ajakan untuk memperkuat iman. Jangan hanya memandang ke langit, tapi juga tataplah ke dalam hati—sejauh mana kita telah menyandarkan hidup pada cahaya petunjuk-Nya.

13. Shalat Awwabin

Shalat Awwabin merupakan salah satu shalat sunnah yang memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT. Disebut juga sebagai shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah, shalat ini biasanya dikerjakan antara waktu Maghrib dan Isya, sebanyak 6 rakaat, dilakukan dengan dua rakaat salam.

Nama "Awwabin" sendiri berasal dari kata “awwab” yang berarti orang yang banyak bertaubat atau kembali kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:  
*"Barang siapa yang shalat setelah Maghrib enam rakaat tanpa berkata-kata buruk di antaranya, maka dicatat baginya pahala ibadah 12 tahun."* (HR. Tirmidzi)

Bayangkan, hanya dengan meluangkan waktu beberapa menit selepas Maghrib, kita bisa mendapatkan pahala sebesar itu! Selain memperbanyak pahala, shalat Awwabin juga menenangkan hati dan menjadi momen refleksi setelah hari yang melelahkan.

Shalat ini mengajarkan kita bahwa kembali kepada Allah tidak harus menunggu waktu tertentu. Setiap malam adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Jadikan shalat Awwabin sebagai rutinitas harian, karena siapa tahu dari situlah datang keberkahan yang selama ini kita cari.

14. Shalat Qiyamul Lail

Shalat Qiyamul Lail adalah salah satu bentuk ibadah malam yang penuh keutamaan. Dikerjakan setelah tidur di sepertiga malam terakhir, shalat ini menjadi momen istimewa untuk lebih dekat kepada Allah SWT. Dalam sunyinya malam, ketika kebanyakan orang terlelap, justru di situlah Allah “turun” ke langit dunia dan mengabulkan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.

Secara makna, Qiyamul Lail berarti “bangun di malam hari untuk beribadah”. Shalat ini bisa dilakukan minimal dua rakaat dan ditutup dengan shalat witir. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya dan menjadikannya sebagai kebiasaan rutin.

Lebih dari sekadar ibadah, Qiyamul Lail adalah terapi jiwa. Ia memberi ketenangan, memperkuat mental, dan melapangkan hati yang sempit. Banyak orang besar dalam sejarah Islam terbiasa dengan shalat malam ini, karena di situlah kekuatan spiritual mereka dibentuk.

Jika kamu merasa hidup sedang berat, coba bangun di malam hari dan sujud pada-Nya. Ada cahaya dalam gelapnya malam, ada harapan dalam lantunan doa Qiyamul Lail.

Mari jadikan Qiyamul Lail sebagai sahabat jiwa dan sumber kekuatan harian.

15. Shalat Sunnah Wudhu

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berwudhu untuk menunaikan shalat fardhu. Namun, tahukah kamu bahwa setelah berwudhu, ada amalan ringan namun penuh keberkahan yang bisa kita lakukan? Itulah shalat sunnah wudhu — shalat dua rakaat yang dikerjakan setelah berwudhu, sebagai bentuk kesempurnaan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang Muslim berwudhu dengan baik, kemudian shalat dua rakaat dengan khusyuk, kecuali diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala yang terkandung dalam shalat sunnah wudhu.

Shalat ini bisa dilakukan kapan saja, kecuali di waktu-waktu yang dilarang untuk shalat. Ia menjadi ladang pahala bagi siapa pun yang ingin memperbanyak amal tanpa menunggu momen-momen tertentu.

Bayangkan, hanya dengan menambahkan dua rakaat setelah wudhu, kita bisa mendapatkan ampunan dosa, ketenangan hati, dan kedekatan dengan Allah SWT. Amalan ini cocok bagi siapa pun yang ingin memulai kebiasaan ibadah kecil namun bermakna besar.

Yuk, jangan lewatkan kesempatan emas ini. Jadikan shalat sunnah wudhu sebagai bagian dari rutinitas harianmu!

16. Shalat Sunnah Safar

Setiap perjalanan dalam hidup, baik jauh maupun dekat, sebaiknya diawali dengan doa dan perlindungan dari Allah SWT. Salah satu amalan yang dianjurkan sebelum memulai perjalanan adalah shalat sunnah safar. Shalat ini menjadi bentuk penghambaan dan permohonan perlindungan kepada Allah agar perjalanan yang ditempuh diberkahi, aman, dan selamat sampai tujuan.

Shalat sunnah safar dikerjakan dua rakaat sebelum seseorang memulai perjalanan jauh. Tidak ada bacaan khusus dalam shalat ini, namun dianjurkan untuk memperbanyak doa, terutama setelah shalat, seperti doa naik kendaraan dan doa keselamatan. Rasulullah SAW juga biasa memohon perlindungan dari kesulitan di jalan, keburukan yang dilihat, dan marabahaya lainnya.

Lebih dari sekadar ibadah, shalat safar adalah pengingat bahwa manusia hanyalah musafir di bumi ini, dan Allah-lah sebaik-baik penjaga. Ia menanamkan rasa tawakal dan menjadikan perjalanan kita bernilai ibadah.

Bagi siapa pun yang ingin perjalanannya penuh berkah dan diliputi ketenangan batin, jangan lupakan shalat sunnah safar. Sederhana, tapi mengandung makna yang sangat dalam.

17. Shalat Sunnah Istikamah

Shalat sunnah istikamah adalah kebiasaan menjalankan shalat sunnah secara konsisten, meskipun hanya sedikit. Rasulullah SAW bersabda, *"Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus dilakukan meskipun sedikit."* (HR. Bukhari dan Muslim). Inilah makna dari istikamah—bukan seberapa banyak, tapi seberapa konsisten.

Shalat sunnah seperti Dhuha, Tahajud, Rawatib, dan Witir mungkin terlihat ringan, tapi ketika dilakukan dengan rutin setiap hari, ia menjadi ladang pahala yang terus mengalir. Bahkan, shalat 2 rakaat sunnah setelah wudhu yang dikerjakan secara istikamah bisa menjadi pembuka pintu surga.

Dalam kehidupan yang serba sibuk, menjaga istikamah memang tak mudah. Namun, di sanalah letak keutamaan dan nilainya. Saat kita tetap memilih shalat sunnah meski lelah, sibuk, atau sedang diuji, itulah bukti cinta kita kepada Allah.

Mulailah dari yang sederhana: 2 rakaat Dhuha tiap pagi, atau 1 rakaat Witir sebelum tidur. Kuatkan niat dan lakukan dengan hati yang ikhlas. Shalat sunnah istikamah bukan tentang banyaknya rakaat, tapi tentang keteguhan hati dalam menjaga hubungan dengan Sang Pencipta.

18. Shalat Sunnah Mutlaq

Shalat Sunnah Mutlaq adalah shalat sunnah yang tidak terikat oleh waktu, sebab, atau jumlah rakaat tertentu. Artinya, kita bisa melaksanakannya kapan saja — siang atau malam — selama tidak berada di waktu-waktu yang dilarang untuk shalat, seperti setelah Subuh hingga matahari terbit atau setelah Ashar hingga matahari tenggelam.

Keistimewaan shalat ini terletak pada fleksibilitasnya. Saat hati terasa gelisah, pikiran kusut, atau tiba-tiba muncul dorongan untuk mendekat kepada Allah, shalat sunnah mutlaq menjadi jalan yang indah untuk menenangkan diri. Hanya dengan dua rakaat sederhana, kita bisa mengisi kekosongan hati dengan cahaya iman.

Rasulullah SAW pernah bersabda, *"Shalat adalah cahaya."* Maka, mengisi waktu luang dengan shalat sunnah mutlaq bukan sekadar rutinitas, tapi bentuk cinta sejati seorang hamba kepada Tuhannya.

Di tengah kesibukan dunia, shalat ini menjadi oase spiritual — ringan dikerjakan, namun besar manfaatnya. Jangan ragu untuk melakukannya kapan pun hati tergerak, karena setiap sujud adalah langkah mendekat kepada kebahagiaan sejati.

19. Shalat Tahajud Nisfu Sya’ban

Malam Nisfu Sya’ban dikenal sebagai malam penuh keberkahan dan pengampunan. Dalam tradisi Islam, malam pertengahan bulan Sya’ban ini menjadi waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, terutama shalat malam atau shalat tahajud.

Shalat tahajud di malam Nisfu Sya’ban bukan sekadar shalat sunnah biasa. Ini adalah momen spesial untuk memperbaiki hubungan dengan Allah, memohon ampun atas dosa-dosa masa lalu, dan mempersiapkan hati menyambut Ramadhan. Diriwayatkan dalam berbagai hadits, bahwa pada malam ini, Allah menurunkan rahmat-Nya, mengampuni hamba-hamba-Nya yang bertobat, dan mengabulkan doa-doa mereka.

Bangun di sepertiga malam terakhir, meski hanya untuk dua rakaat, bisa menjadi titik balik spiritual dalam hidup kita. Di saat dunia terlelap, kita berdiri dengan penuh harap, menyebut nama-Nya dalam hening, memohon petunjuk, ampunan, dan keberkahan.

Jadikan malam Nisfu Sya’ban sebagai titik awal perubahan. Dekatkan diri pada Allah, dan rasakan ketenangan luar biasa yang hanya bisa ditemukan dalam sujud di waktu malam.

20. Shalat Tarawih Sendiri

Shalat Tarawih adalah salah satu amalan istimewa di bulan Ramadhan yang sangat dianjurkan. Meskipun banyak yang melaksanakannya secara berjamaah di masjid, menjalankan shalat Tarawih sendiri di rumah juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah SAW sendiri pernah melakukannya sendirian, terutama di awal-awal Ramadhan, sebagai bentuk menjaga keikhlasan dalam beribadah.

Melaksanakan Tarawih sendiri menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang ingin lebih khusyuk, mengatur waktu lebih fleksibel, atau karena alasan tertentu tidak bisa berjamaah. Dalam kesendirian, setiap rakaat menjadi ruang untuk merenung, menghayati makna ayat-ayat suci, dan mempererat hubungan dengan Allah SWT tanpa gangguan.

Tarawih sendiri bukan berarti kehilangan pahala. Justru, bagi yang menjaga keistikamahan, Allah menjanjikan ampunan dosa-dosa yang telah lalu. Seperti sabda Rasulullah: *"Barang siapa yang berdiri (shalat malam) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."* (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, jangan ragu untuk tetap ber-Tarawih meski sendiri. Di sanalah letak keindahan ibadah—saat hati hanya tertuju kepada-Nya.

21. Shalat Sunnah Zifaf

Shalat Sunnah Zafaaf adalah shalat sunnah yang dilakukan oleh pasangan suami istri di malam pertama pernikahan mereka. Dalam tradisi Islam, malam pertama bukan hanya momen romantis semata, tapi juga waktu yang sangat sakral untuk memulai rumah tangga dengan keberkahan dan tuntunan agama.

Shalat ini dilakukan sebanyak dua rakaat, biasanya dipimpin oleh suami sebagai imam dan diikuti oleh istri. Setelah shalat, dianjurkan untuk berdoa memohon kebaikan, keberkahan, dan perlindungan dalam kehidupan rumah tangga. Rasulullah SAW memberi contoh bahwa ibadah adalah fondasi penting dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Secara spiritual, Shalat Zafaaf menjadi pengingat bahwa cinta sejati dimulai dari Allah dan harus dijaga dengan nilai-nilai ibadah. Momen ini bisa menjadi awal yang indah untuk saling mengenal, bukan hanya secara fisik, tapi juga dalam ketaatan kepada Sang Pencipta.

Bagi pasangan yang akan menikah, jangan lewatkan momen ini. Jadikan malam pertama bukan hanya penuh cinta, tapi juga penuh pahala dan ridha Allah SWT. Karena rumah tangga yang dibangun di atas ibadah, akan bertahan dengan cinta yang mengakar dalam iman.

22. Shalat Sunnah Masuk/Keluar Rumah

Setiap langkah seorang Muslim bisa menjadi ibadah jika diniatkan karena Allah, termasuk saat masuk dan keluar rumah. Salah satu amalan ringan tapi penuh makna adalah shalat sunnah dua rakaat ketika masuk rumah. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk tidak langsung duduk atau beraktivitas begitu masuk rumah, melainkan mengawali dengan dua rakaat shalat sunnah. Ini menjadi bentuk syukur atas perlindungan dan nikmat kembali ke rumah dengan selamat.

Shalat ini juga dipercaya menjadi penjaga rumah dari gangguan syaitan, membawa ketenangan, serta menghadirkan keberkahan dalam keluarga. Begitu pula saat hendak keluar rumah, meski tidak secara spesifik disebut sebagai “shalat sunnah keluar rumah”, namun banyak ulama menyarankan memulai hari dengan shalat sunnah dan doa agar segala aktivitas dilindungi Allah SWT.

Ibadah ini mudah, tak butuh waktu lama, tapi mampu menguatkan hati, menenangkan pikiran, dan menjadi pembuka rezeki yang tidak terduga. Dalam dunia yang semakin sibuk, luangkan waktu sebentar untuk dua rakaat yang bisa menjadi penentu hari penuh keberkahan.

Mulailah kebiasaan ini hari ini. Karena rumah yang diawali dengan ibadah, insyaAllah akan dipenuhi rahmat-Nya.

23. Shalat Setelah Keluar Dari Hammam

Dalam Islam, menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman. Setelah membersihkan diri di hammam atau rumah mandi, ada amalan ringan namun penuh keberkahan yang bisa dilakukan: shalat sunnah dua rakaat. Meski tidak diwajibkan, shalat ini telah dicontohkan oleh para salaf sebagai bentuk syukur atas nikmat kebersihan dan kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT.

Shalat setelah keluar dari tempat mandi menjadi momen spiritual untuk menyelaraskan kesucian jasmani dan rohani. Di saat tubuh terasa segar dan bersih, kita juga bisa menyegarkan jiwa melalui sujud dan doa. Dua rakaat ini bisa menjadi pintu pembuka ketenangan, penghapus dosa kecil, bahkan jalan untuk mendapatkan kedekatan dengan Allah SWT.

Inspirasi dari kebiasaan ini mengajarkan bahwa setiap aktivitas harian—bahkan yang sederhana seperti mandi—bisa menjadi jalan ibadah jika disertai niat dan amalan yang tepat. Dalam dunia yang serba cepat ini, dua rakaat setelah mandi adalah bentuk jeda yang bermakna: menenangkan hati, menyucikan pikiran, dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta.

Mari jadikan momen bersih diri bukan hanya rutinitas fisik, tapi juga sebagai awal untuk membersihkan hati melalui shalat.

24. Shalat Sunnah Singgah Di Suatu Tempat

Shalat sunnah ketika singgah di suatu tempat adalah salah satu amalan ringan namun penuh makna yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Saat seseorang dalam perjalanan lalu berhenti di suatu tempat, baik untuk istirahat atau bermalam, disunnahkan baginya untuk melaksanakan shalat dua rakaat. Ibadah ini menjadi bentuk rasa syukur dan permohonan perlindungan kepada Allah atas tempat yang disinggahi.

Rasulullah SAW selalu menjadikan momen singgah sebagai kesempatan untuk berzikir dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda bahwa siapa saja yang singgah di suatu tempat lalu berdoa kepada Allah, niscaya ia akan terjaga dari segala marabahaya selama di tempat tersebut.

Shalat sunnah ini juga menjadi simbol bahwa di mana pun seorang Muslim berada, ia tetap menjaga hubungan spiritual dengan Allah. Selain menenangkan jiwa, shalat ini juga menjadi permohonan agar perjalanan yang ditempuh diberkahi dan dilindungi dari segala bahaya.

Mari jadikan setiap pemberhentian sebagai momen mendekatkan diri kepada-Nya. Shalat sunnah singgah bukan sekadar ibadah ringan, tapi bentuk kesadaran bahwa Allah selalu menyertai langkah kita, ke mana pun tujuan kita.

25. Shalat Sunnah Ketika Menghafal al-Qur'an

Menghafal Al-Qur’an adalah amal mulia yang membutuhkan ketekunan, fokus, dan pertolongan Allah SWT. Salah satu amalan pendukung yang sering diremehkan namun sangat berpengaruh adalah shalat sunnah ketika menghafal Al-Qur’an. Shalat ini bisa dilakukan kapan saja, terutama sebelum atau sesudah sesi menghafal. Tujuannya adalah untuk memohon kemudahan, kekuatan ingatan, dan keberkahan dalam proses hafalan.

Rasulullah SAW bersabda, *“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat”* (QS. Al-Baqarah: 45). Ayat ini mengisyaratkan bahwa shalat adalah kunci spiritual untuk menghadapi segala tantangan, termasuk dalam menaklukkan hafalan ayat demi ayat.

Dengan melaksanakan shalat sunnah, seorang penghafal Qur’an akan lebih tenang, hati lebih lapang, dan jiwa lebih dekat kepada Allah. Bahkan banyak penghafal yang merasakan, setelah shalat sunnah dua rakaat, hafalan terasa lebih mudah masuk ke dalam hati.

Shalat bukan sekadar gerakan fisik, tapi jembatan menuju kekuatan batin. Maka, jadikanlah shalat sunnah sebagai teman setia dalam setiap perjalanan menghafal Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an diturunkan untuk mereka yang sabar, dan shalat adalah penolong terbaik dalam kesabaran.

26. Shalat Sunnah Zawwal

Shalat Sunnah Zawwal adalah shalat sunnah yang dilakukan sesaat sebelum masuk waktu shalat Dzuhur, tepatnya ketika matahari condong ke arah barat setelah berada di posisi tertinggi (zawal). Meski tidak sepopuler shalat Dhuha atau Tahajud, shalat ini memiliki keutamaan luar biasa yang patut untuk diamalkan.

Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang menjaga konsistensi ibadahnya, termasuk shalat sunnah yang dilakukan di waktu zawal. Dalam beberapa riwayat, dijelaskan bahwa beliau kerap melaksanakan shalat 4 rakaat sebelum Dzuhur — yang oleh sebagian ulama dikaitkan dengan waktu zawal ini. Shalat ini menjadi bentuk persiapan spiritual, menyambut waktu Dzuhur yang merupakan puncak aktivitas siang hari.

Selain berpahala, shalat sunnah zawwal juga memberi ketenangan batin, terutama bagi yang tengah menjalani hari yang sibuk. Di sela rutinitas duniawi, momen zawal bisa menjadi titik jeda untuk kembali menyelaraskan hati dengan Ilahi.

Mari kita hidupkan sunnah yang mungkin terlupakan ini. Dengan niat yang ikhlas dan hati yang tenang, setiap rakaat bisa menjadi cahaya yang menerangi langkah kita menuju ridha-Nya.

27. Shalat Sunnah Ihram.

Shalat sunnah ihram adalah shalat dua rakaat yang dianjurkan sebelum seseorang berniat (niat ihram) untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Shalat ini bukan bagian dari rukun haji, namun memiliki keutamaan besar karena menjadi pembuka langkah menuju perjalanan suci ke tanah haram.

Dilakukan sebelum mengenakan pakaian ihram dan berniat di miqat, shalat sunnah ihram menjadi momen untuk menenangkan hati dan memusatkan niat semata karena Allah. Dengan shalat ini, seorang muslim diajak untuk menyucikan diri, mengosongkan pikiran dari urusan dunia, dan sepenuhnya siap menempuh perjalanan spiritual yang agung.

Rasulullah SAW pun disebutkan melakukannya dalam beberapa riwayat, sebagai bentuk keteladanan bagi umatnya. Dalam dua rakaat ini, seorang muslim bisa memperbanyak doa dan dzikir, memohon kemudahan, dan perlindungan selama menjalankan ibadah haji atau umrah.

Shalat sunnah ihram bukan sekadar formalitas, melainkan pintu pembuka untuk menyatukan niat, harapan, dan ketundukan kepada Allah. Sebuah awal yang lembut, tapi penuh makna untuk sebuah ibadah luar biasa yang tak semua orang berkesempatan menjalaninya.

Awali ibadahmu dengan kekhusyukan. Jadikan setiap langkahmu menuju Ka’bah bermakna dan berpahala.

28. Shalat Sunnah Thawaf

Shalat Sunnah Thawaf adalah shalat dua rakaat yang dikerjakan setelah selesai melakukan thawaf, baik thawaf wajib maupun thawaf sunnah. Shalat ini dilaksanakan di belakang Maqam Ibrahim, atau di tempat lain jika kondisi tidak memungkinkan. Meskipun tergolong sunnah, ibadah ini memiliki keutamaan besar dalam menyempurnakan rangkaian thawaf.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 125:  
_"Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim itu sebagai tempat shalat."_  
Ayat ini menjadi dasar anjuran untuk menunaikan shalat thawaf sebagai bentuk ketaatan dan kesempurnaan ibadah.

Shalat Thawaf bukan sekadar gerakan fisik, tapi bentuk spiritualitas yang mendalam—menyatukan fisik yang lelah dengan hati yang tunduk kepada Ilahi. Di tengah keramaian Masjidil Haram, dua rakaat ini menjadi ruang sunyi untuk bercakap dengan Allah, mengadu harapan, dan mempertebal keimanan.

Bagi siapa pun yang berkesempatan thawaf di Ka'bah, jangan lewatkan shalat thawaf ini. Dua rakaat yang tampak sederhana, tapi sarat makna. Karena di hadapan Ka'bah, setiap sujud terasa lebih dekat, dan setiap doa lebih bermakna.

29. Shalat Sunnah Setelah Keluar Dari Ka’bah.

Shalat sunnah setelah keluar dari Ka’bah merupakan amalan yang sarat makna dan penuh keutamaan. Meski tidak diwajibkan, para ulama dan para salafus shalih sangat menganjurkannya sebagai bentuk syukur dan kehormatan setelah berada di tempat paling suci di muka bumi.

Rasulullah SAW pernah melakukan shalat dua rakaat setelah keluar dari Ka'bah. Dalam hadis riwayat Bukhari, disebutkan bahwa beliau melaksanakan shalat di sisi luar Ka’bah, di dekat pintu. Ini menjadi landasan kuat bahwa amalan ini tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya momen spiritual tersebut.

Shalat sunnah ini bisa menjadi sarana untuk menguatkan hati, memperbarui niat, dan memohon ampunan serta keberkahan setelah mendapatkan kesempatan langka memasuki Baitullah. Dua rakaat ini menjadi simbol penyambutan terhadap kehidupan baru yang lebih bersih, setelah menyaksikan langsung kebesaran Allah di rumah-Nya.

Bagi siapa pun yang diberi nikmat masuk ke dalam Ka'bah, shalat sunnah ini adalah kesempatan emas untuk menanam benih ketakwaan. Jangan lewatkan. Jadikan setiap sujud sebagai bukti cinta dan ketundukan kepada Allah SWT.

30. Shalat Sebelum Keluar Dari Masjid Nabawi

Shalat Sebelum Keluar dari Masjid Nabawi: Menutup Ibadah dengan Keberkahan

Masjid Nabawi bukan hanya tempat bersejarah, tapi juga salah satu tempat paling suci dalam Islam. Setiap langkah di dalamnya bernilai pahala. Karena itu, banyak jamaah yang tak ingin melewatkan satu amalan pun, termasuk shalat sunnah sebelum keluar dari masjid ini.

Shalat dua rakaat sebelum meninggalkan Masjid Nabawi adalah bentuk penghormatan sekaligus ikhtiar untuk menutup kunjungan dengan ibadah terbaik. Rasulullah SAW bersabda, *“Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sebelum shalat dua rakaat.”* (HR. Bukhari dan Muslim). Meskipun hadis ini menyebut masuk masjid, banyak ulama menganjurkan juga untuk melakukannya sebelum keluar sebagai wujud kesempurnaan ibadah.

Momentum ini bisa menjadi doa perpisahan yang menyentuh. Saat sujud terakhir, tak sedikit jamaah meneteskan air mata, memohon agar suatu hari nanti diberi kesempatan kembali. Shalat ini menjadi simbol rasa syukur, rindu, dan harapan.

Jadi, sebelum melangkah keluar dari Masjid Nabawi, sempatkan diri untuk shalat dua rakaat. Jadikan itu sebagai salam perpisahan yang penuh cinta kepada tempat yang diberkahi, dan titipkan harapan untuk kembali di waktu yang lebih baik.

31. Shalat Sunnah Syukur Setelah Istisqa’

Dalam Islam, hujan adalah rahmat. Ketika kemarau panjang melanda dan air tak kunjung turun, umat Muslim diajarkan untuk mengerjakan *Shalat Istisqa’*, yakni shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. Namun yang sering terlupa adalah *shalat sunnah syukur* yang dilakukan setelah turunnya hujan sebagai bentuk pengakuan atas terkabulnya doa.

Shalat syukur ini tidak memiliki rakaat tertentu, tetapi bisa dilakukan dua rakaat sebagai bentuk ibadah sunnah mutlak. Momentum ini bukan hanya tentang air yang kembali mengalir, melainkan tentang hubungan spiritual antara hamba dan Rabb-nya. Saat langit menjawab, maka sujud syukur adalah respons terbaik.

Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk tidak hanya berdoa saat butuh, tetapi juga bersyukur ketika harapan dikabulkan. Melalui shalat sunnah syukur, kita diajak untuk tidak lalai dalam rasa terima kasih. Karena sejatinya, turunnya hujan adalah pertanda bahwa Allah masih mendengar dan memperhatikan.

Jangan biarkan momen penuh berkah ini berlalu begitu saja. Mari jaga hati tetap lembut dengan rasa syukur, dan perbanyak ibadah sunnah sebagai bukti cinta kepada-Nya.

32. Shalat Sunnah Qatl

Shalat Sunnah Qatl mungkin masih asing di telinga sebagian besar umat Islam. Padahal, ini adalah salah satu bentuk ibadah yang mengandung nilai spiritual tinggi, terutama bagi para pejuang di jalan Allah. *Shalat Qatl* adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan oleh seorang mujahid sebelum berangkat ke medan perang atau menghadapi musuh.

Shalat ini menjadi pengingat bahwa kemenangan bukan hanya ditentukan oleh kekuatan fisik, tetapi juga oleh kekuatan doa dan tawakal kepada Allah SWT. Dalam shalat ini, seorang pejuang menyerahkan seluruh jiwa dan raganya kepada Allah, mengharap ridha dan perlindungan-Nya.

Meskipun konteksnya adalah jihad fisik, semangat di balik Shalat Qatl bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saat akan menghadapi ujian besar, tantangan pekerjaan, atau keputusan penting, mengawali dengan shalat sunnah seperti ini bisa menjadi bentuk ikhtiar spiritual yang penuh keikhlasan.

Shalat Qatl mengajarkan kita bahwa setiap perjuangan, sekecil apapun, sebaiknya diawali dengan doa dan kepasrahan. Karena sejatinya, pertolongan dan kemenangan sejati hanya datang dari Allah SWT.

33. Shalat Sunnah Sebelum Akad Nikah

Shalat sunnah sebelum akad nikah adalah amalan yang sederhana namun penuh makna. Meski tidak diwajibkan, banyak ulama menganjurkan pasangan calon pengantin untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat sebelum prosesi akad dimulai. Tujuannya adalah memohon ketenangan hati, kelancaran acara, serta keberkahan dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Shalat ini biasanya dilakukan secara terpisah oleh mempelai pria dan wanita, dan disertai dengan doa-doa penuh harap kepada Allah SWT. Dalam suasana yang penuh haru dan bahagia, shalat ini menjadi momen khusyuk untuk menyatukan niat dan menyerahkan segala urusan kepada Sang Pemilik Cinta.

Tak hanya menenangkan jiwa, shalat sunnah ini juga mengajarkan bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan duniawi, melainkan ibadah jangka panjang. Dengan mengawali akad nikah dengan shalat, pasangan diingatkan untuk selalu menjadikan Allah sebagai poros utama dalam setiap langkah kehidupan mereka.

Mari jadikan hari pernikahan bukan hanya tentang pesta, tetapi juga awal dari perjalanan spiritual yang indah. Sebab, rumah tangga yang dibangun dengan doa, akan tumbuh dengan cinta yang diberkahi.

Waktu-Waktu yang Dilarang Melakukan Shalat Sunnah


Shalat sunnah adalah ibadah yang dianjurkan untuk menambah pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, ada beberapa waktu di mana shalat sunnah dilarang, demi menjaga ketertiban ibadah dan menghindari menyerupai kebiasaan penyembahan matahari oleh kaum musyrik di masa lalu.  

Tiga Waktu Terlarang untuk Shalat Sunnah  


1. Setelah Shalat Subuh hingga Matahari Terbit  

   Waktu ini sekitar 15–20 menit setelah Subuh. Dilarang agar tidak menyerupai penyembahan matahari saat terbit.  

2. Ketika Matahari Tepat di Atas Kepala (Tengah Hari)  

   Biasanya terjadi sekitar beberapa menit sebelum waktu Dzuhur. Ini adalah waktu yang dijaga agar umat Islam tidak menyerupai kaum penyembah matahari.  

3. Setelah Shalat Ashar hingga Matahari Terbenam  

   Larangan ini berlaku sampai matahari benar-benar tenggelam agar tidak menyerupai ibadah orang-orang terdahulu yang menyembah matahari saat terbenam.  

Meskipun shalat sunnah dianjurkan, memahami waktu-waktu terlarang ini adalah bentuk ketaatan kepada Allah. Dengan menaatinya, kita menunjukkan kesungguhan dalam mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Mari manfaatkan waktu-waktu lain untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada-Nya!

Kesimpulan: Jangan Lewatkan Pahala Besar dari Shalat Sunnah!


Shalat sunnah bukan hanya ibadah tambahan, tapi juga sarana mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki kekurangan dalam shalat wajib, dan meraih pahala besar. Dengan mengetahui 33 macam shalat sunnah di atas, semoga kita bisa lebih semangat dan konsisten dalam menjalankannya.

Sudahkah kamu melaksanakan shalat sunnah hari ini?


Posting Komentar untuk "33 Macam Jenis Shalat Sunnah yang Jarang Diketahui, Nomor 19 Pahalanya Luar Biasa!"