Apa hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha?

apa-hukum-sholat-idul-fitri-dan-idul-adha

Apa hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha?-Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Saudaraku seiman yang dirahmati Allah. Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah momen yang paling dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh kita berjuang di bulan Ramadhan dengan puasa, tarawih, dan berbagai amal ibadah lainnya, tibalah saatnya kita merayakan kemenangan di Idul Fitri. Begitu pula setelah kita menunaikan ibadah qurban dan ibadah haji bagi yang mampu, kita merayakan Idul Adha sebagai hari raya kurban. Kedua hari raya ini punya kekhasan tersendiri, yaitu adanya pelaksanaan sholat sunnah yang istimewa. Nah, seringkali muncul pertanyaan di benak kita, terutama bagi yang baru mulai mendalami ajaran Islam: apa hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha? Apakah wajib? Sunnah? Atau bagaimana statusnya dalam pandangan syariat Islam? Mari kita bahas ini bersama-sama dengan santai, penuh hikmah, dan insya Allah mudah dipahami.

Memahami hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha bukan sekadar mengetahui statusnya wajib atau tidak, tapi juga agar kita bisa melaksanakannya dengan penuh kesadaran, kecintaan, dan kekhusyukan. Sholat Id adalah salah satu syiar Islam yang agung, yang menampilkan kebersamaan, kegembiraan, dan ketaatan umat Muslim. Di momen ini, kita berkumpul di lapangan atau masjid agung, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, memuji kebesaran Allah, saling bersilaturahim, dan mendengarkan khutbah yang penuh nasihat. Pengalaman ini sangat membekas dan menguatkan ukhuwah Islamiyah kita. Jadi, mari kita selami lebih dalam seluk-beluk sholat Id ini.


Mengapa Sholat Id Begitu Penting? Menyingkap Hukum Sholat Idul Fitri dan Idul Adha

Untuk menjawab pertanyaan utama kita, apa hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha, kita perlu merujuk kepada sumber hukum utama dalam Islam, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah (ajaran dan praktik Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam). Para ulama sepanjang sejarah Islam telah mengkaji dalil-dalil terkait sholat Id ini dan merumuskan beberapa pendapat mengenai status hukumnya.

Pendapat mayoritas ulama, termasuk Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali (empat mazhab fiqih yang paling banyak diikuti), sepakat bahwa sholat Id adalah ibadah yang sangat ditekankan. Namun, ada sedikit perbedaan dalam status hukum pastinya:

  1. Sunnah Muakkadah (Sangat Dianjurkan): Ini adalah pendapat yang paling banyak dipegang oleh ulama dari Mazhab Syafi'i dan Maliki. Mereka berpendapat bahwa sholat Id adalah sunnah yang sangat ditekankan pelaksanaannya, hampir mendekati wajib, tetapi tidak sampai pada tingkat fardhu 'ain (wajib bagi setiap individu). Dalilnya antara lain karena tidak ada ancaman keras bagi yang meninggalkannya seperti halnya sholat fardhu lima waktu. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam selalu melaksanakannya dan menganjurkan para sahabatnya untuk ikut.
  2. Fardhu Kifayah (Wajib Kolektif): Beberapa ulama berpendapat bahwa sholat Id berstatus fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh kaum Muslimin, tetapi jika sudah ada sebagian yang melaksanakannya secara berjamaah di suatu tempat, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Pendapat ini sering dikaitkan dengan pandangan Mazhab Hanbali dan sebagian pendapat Mazhab Hanafi. Argumentasinya adalah bahwa sholat Id merupakan syiar Islam yang harus ditegakkan oleh komunitas, sehingga menjadi kewajiban atas komunitas secara keseluruhan. Jika tidak ada sama sekali yang melaksanakannya, maka berdosalah seluruh komunitas tersebut.
  3. Fardhu 'Ain (Wajib Individual): Sebagian kecil ulama berpendapat sholat Id adalah fardhu 'ain, wajib atas setiap individu Muslim yang memenuhi syarat (laki-laki dewasa, tidak dalam perjalanan jauh, dll) sebagaimana sholat Jumat. Pendapat ini didasarkan pada perintah Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuk keluar menuju tanah lapang, bahkan memerintahkan wanita-wanita, termasuk yang haid (untuk menyaksikan dan mengambil keberkahan, bukan sholat), untuk ikut keluar. Namun, pendapat ini kurang populer dibandingkan dua pendapat sebelumnya di kalangan mayoritas ulama.

Nah, dari ketiga pendapat ini, yang paling kuat dan diamalkan oleh mayoritas umat Islam adalah antara Sunnah Muakkadah dan Fardhu Kifayah. Intinya, meskipun mungkin tidak mencapai tingkat wajib fardhu 'ain seperti sholat lima waktu, sholat Idul Fitri dan Idul Adha memiliki kedudukan yang sangat penting dan pelaksanaannya sangat ditekankan. Meninggalkannya tanpa alasan syar'i yang kuat tentu sangat disayangkan dan bisa dianggap sebagai perbuatan yang makruh (dibenci) atau bahkan dosa jika diyakini fardhu kifayah dan tidak ada orang lain yang melaksanakannya.

Dalil-dalil yang menguatkan penekanan sholat Id ini banyak sekali. Di antaranya praktik konsisten Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang tidak pernah meninggalkannya sejak disyariatkan. Beliau memerintahkan para sahabatnya, bahkan wanita dan anak-anak, untuk ikut keluar ke mushalla (tanah lapang tempat sholat Id) demi menunjukkan syiar Islam dan kebersamaan umat. Hadis Ummu 'Athiyyah radhiyallahu 'anha, seorang sahabat wanita, meriwayatkan:

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kami untuk mengeluarkan para wanita yang haid dan gadis-gadis pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, supaya mereka menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslimin. Adapun wanita yang haid, mereka menjauhi tempat sholat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran dalam sholat Id, bahkan bagi yang tidak sholat sekalipun (wanita haid) diperintahkan untuk keluar dan merasakan suasana kebersamaan. Ini mengindikasikan bahwa sholat Id bukan sekadar sholat sunnah biasa, tapi memiliki dimensi sosial dan syiar yang kuat.

Jadi, sebagai pemula, tak perlu bingung dengan perbedaan istilah hukumnya. Yang penting kita pahami adalah bahwa sholat Idul Fitri dan Idul Adha itu sangat penting dan sangat ditekankan untuk dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Jangan sampai kita melewatkannya begitu saja tanpa alasan yang dibenarkan syariat. Ini adalah kesempatan emas untuk meraih pahala berlimpah dan merasakan manisnya kebersamaan dalam ketaatan kepada Allah.

Baca Juga: Baca Juga: Tata Cara Sholat Idul Adha


Solusi Praktis: Bagaimana Melaksanakan Sholat Id dengan Mudah?

Oke, sekarang kita sudah paham betapa pentingnya hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Pertanyaan berikutnya, bagaimana cara melaksanakannya? Jangan khawatir, sholat Id ini cukup mudah kok, bahkan untuk pemula sekalipun. Yuk, kita ikuti langkah-langkahnya:

1. Persiapan Sebelum Sholat:

  • Mandi Sunnah: Dianjurkan mandi dan membersihkan diri sebelum berangkat sholat Id, sebagaimana mandi sebelum sholat Jumat.
  • Memakai Pakaian Terbaik: Pakailah pakaian yang paling baik, bersih, dan rapi. Ini adalah hari raya, hari keindahan dan kebahagiaan, jadi tampilkan yang terbaik. Untuk laki-laki, dianjurkan memakai wangi-wangian.
  • Makan Sebelum Berangkat (Idul Fitri): Disunnahkan makan sedikit sebelum berangkat sholat Idul Fitri. Ini sebagai tanda bahwa hari itu tidak lagi diharamkan berpuasa. Biasanya makan beberapa buah kurma dengan jumlah ganjil.
  • Tidak Makan Sebelum Berangkat (Idul Adha): Sementara itu, untuk Idul Adha, sunnahnya adalah tidak makan terlebih dahulu sampai selesai sholat Id dan bahkan dianjurkan makan dari daging kurban.
  • Mengumandangkan Takbir: Saat berangkat menuju tempat sholat, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, disunnahkan memperbanyak takbir. Untuk Idul Fitri, takbir dimulai sejak malam menjelang Id hingga imam naik mimbar. Untuk Idul Adha, takbir dimulai sejak subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga hari Tasyriq terakhir (13 Dzulhijjah) setelah sholat Ashar. Takbir ini disebut Takbir Mursal (tidak terikat waktu sholat) dan Takbir Muqayyad (terikat waktu sholat).
  • Pergi Melalui Jalan Berbeda: Dianjurkan pergi ke tempat sholat melalui satu jalan dan pulang melalui jalan yang berbeda. Ini agar kita bertemu lebih banyak orang, bisa bersilaturahim, dan syiar Islam tersebar lebih luas.

2. Pelaksanaan Sholat Id di Lapangan atau Masjid:

  • Tidak Ada Adzan dan Iqamah: Sholat Id itu istimewa, tidak didahului dengan adzan dan iqamah seperti sholat fardhu.
  • Niat: Niatkan dalam hati untuk melaksanakan sholat sunnah Idul Fitri atau Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta'ala. Niat ini cukup di dalam hati, tidak perlu dilafadzkan.
  • Takbiratul Ihram: Memulai sholat dengan Takbiratul Ihram ("Allahu Akbar"), mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau bahu.
  • Membaca Doa Iftitah (Opsional): Setelah Takbiratul Ihram, dianjurkan membaca doa iftitah.
  • Takbir Tambahan di Rakaat Pertama: Setelah doa iftitah (atau langsung setelah Takbiratul Ihram jika tidak membaca doa iftitah), lakukan takbir tambahan sebanyak 7 (tujuh) kali. Di antara setiap takbir, dianjurkan membaca dzikir seperti "Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar" atau yang lainnya. Angkat tangan setiap kali bertakbir tambahan.
  • Membaca Al-Fatihah dan Surah: Setelah 7 takbir tambahan, membaca Ta'awudz ("A'udzubillahiminas syaitonirrajim") dan Basmalah ("Bismillahirrahmanirrahim"), kemudian membaca surat Al-Fatihah. Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat Qaf atau Al-Qamar di rakaat pertama.
  • Ruku', I'tidal, Sujud, Duduk di Antara Dua Sujud, Sujud Kedua: Lakukan gerakan-gerakan ini seperti sholat biasa.
  • Berdiri untuk Rakaat Kedua: Bangkit untuk rakaat kedua.
  • Takbir Tambahan di Rakaat Kedua: Setelah berdiri dari sujud dan sebelum membaca Al-Fatihah di rakaat kedua, lakukan takbir tambahan sebanyak 5 (lima) kali. Lakukan seperti takbir tambahan di rakaat pertama, angkat tangan setiap kali bertakbir.
  • Membaca Al-Fatihah dan Surah: Setelah 5 takbir tambahan, membaca Ta'awudz, Basmalah, Al-Fatihah, kemudian disunnahkan membaca surat Al-A'la atau Al-Ghashiyah.
  • Melanjutkan Ruku' hingga Salam: Selesaikan rakaat kedua dengan ruku', i'tidal, sujud, duduk tasyahud akhir, dan diakhiri dengan salam ke kanan dan ke kiri.

3. Mendengarkan Khutbah:

  • Setelah sholat selesai, imam akan berdiri dan menyampaikan khutbah. Khutbah Idul Fitri biasanya berisi tentang hikmah Ramadhan, zakat fitrah, dan motivasi untuk istiqamah. Khutbah Idul Adha biasanya berisi tentang hikmah qurban, ibadah haji, dan pentingnya berbagi.
  • Mendengarkan khutbah Id hukumnya sunnah. Namun, sangat dianjurkan untuk tetap tinggal dan mendengarkan karena banyak pelajaran dan nasihat penting yang disampaikan. Khutbah Id berbeda dengan khutbah Jumat yang wajib didengarkan.

Itulah panduan praktis pelaksanaan sholat Id. Mudah bukan? Kuncinya adalah niat yang ikhlas dan mengikuti gerakan serta bacaannya sesuai tuntunan. Jangan ragu, meskipun baru pertama kali, niat kita yang tulus insya Allah akan diterima oleh Allah.

Perbedaan Sunnah Sholat Idul Fitri dan Idul Adha


Bagaimana Jika Saya Terlewat Sholat Id? Solusi dari Hukum Sholat Idul Fitri dan Idul Adha yang Tak Tertunaikan

Mungkin ada di antara kita yang karena satu dan lain hal tidak bisa mengikuti sholat Id berjamaah di lapangan atau masjid. Mungkin sakit, perjalanan jauh, ada uzur syar'i lain, atau bahkan bangun kesiangan. Lantas, bagaimana status hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha bagi mereka yang terlewat? Apakah bisa di-qadha (diganti di waktu lain)?

Para ulama memiliki pandangan yang berbeda mengenai apakah sholat Id yang terlewat bisa di-qadha atau tidak.

  • Sebagian ulama (terutama dari Mazhab Syafi'i) berpendapat bahwa sholat Id disunnahkan untuk di-qadha. Caranya adalah dengan sholat dua rakaat di rumah secara mandiri, dengan tata cara yang sama seperti sholat Id berjamaah, termasuk takbir tambahannya. Bedanya, tidak ada khutbah. Waktu qadhanya adalah sepanjang hari raya tersebut.
  • Sebagian ulama lain (terutama dari Mazhab Hanafi dan Hanbali) berpendapat bahwa sholat Id tidak disyariatkan untuk di-qadha. Argumennya adalah bahwa sholat Id itu disyariatkan untuk dilaksanakan secara berjamaah di waktu dan tempat tertentu sebagai syiar. Jika waktu atau kesempatan itu terlewat, maka gugurlah kewajiban atau sunnahnya. Namun, bagi yang terlewat, tetap dianjurkan untuk memperbanyak takbir dan amalan shalih lainnya di hari raya.

Nah, bagi kita yang awam dan baru belajar, mana yang harus diikuti? Mengingat sholat Id ini sangat ditekankan, pendapat yang membolehkan qadha secara pribadi di rumah bisa menjadi solusi bagi yang terlewat. Ini lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa sama sekali di hari raya tersebut dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Jika Anda meyakini bahwa sholat Id adalah sangat penting, maka berusaha menggantinya dengan sholat dua rakaat di rumah dengan tata cara sholat Id yang sudah dijelaskan tadi adalah langkah yang baik, insya Allah tetap mendapatkan pahala.

Intinya, jangan jadikan alasan terlewat berjamaah membuat kita meninggalkan sholat Id sepenuhnya. Jika memang tidak bisa berjamaah karena uzur syar'i, dan Anda ingin mengamalkan pendapat yang membolehkan qadha, lakukanlah sholat dua rakaat di rumah sendiri dengan tata cara yang benar.

Baca Juga: Perbedaan Sholat Jumat Sholat Idul Fitri Shalat Idul Adha Dan Sholat Istisqa


Hikmah dan Keutamaan Sholat Id: Lebih dari Sekadar Hukum Sholat Idul Fitri dan Idul Adha

Di balik status hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha yang sangat ditekankan, terdapat hikmah dan keutamaan yang luar biasa. Apa saja itu?

  • Syiar Islam: Sholat Id adalah perwujudan nyata dari kekuatan dan kebersamaan umat Islam. Ribuan, bahkan jutaan orang berkumpul di satu tempat, mengumandangkan takbir yang sama, menghadap kiblat yang sama, menunjukkan persatuan akidah dan tujuan.
  • Ekspresi Kegembiraan dan Syukur: Hari raya adalah hari yang diperbolehkan untuk menampakkan kegembiraan setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan atau ibadah haji/qurban. Sholat Id adalah cara kita mengekspresikan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat dan pertolongan-Nya dalam menyelesaikan ibadah tersebut.
  • Mempererat Ukhuwah Islamiyah: Berkumpulnya umat Islam dalam sholat Id menjadi ajang silaturahim, saling bermaafan, dan menguatkan tali persaudaraan sesama Muslim.
  • Mendengarkan Nasihat: Khutbah Id memberikan pelajaran berharga, mengingatkan kita akan pentingnya ketakwaan, kebaikan, dan bekal menuju akhirat.
  • Peluang Meraih Pahala Besar: Melaksanakan sholat Id dengan ikhlas dan sesuai tuntunan adalah amalan yang mendatangkan pahala besar dari Allah SWT.
  • Mengikuti Sunnah Nabi: Dengan melaksanakan sholat Id, kita mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang senantiasa mengerjakannya.

Baca Juga: Sholat Idul Adha apakah boleh sendiri?


Poin-Poin Penting yang Wajib Kita Ingat

  • Hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha menurut mayoritas ulama adalah Sunnah Muakkadah (sangat dianjurkan) atau Fardhu Kifayah (wajib kolektif). Keduanya menunjukkan betapa pentingnya sholat ini.
  • Sholat Id dilaksanakan dua rakaat dengan takbir tambahan (7 kali di rakaat pertama dan 5 kali di rakaat kedua) sebelum membaca surat Al-Fatihah.
  • Tidak ada adzan dan iqamah untuk sholat Id.
  • Khutbah dilaksanakan setelah sholat.
  • Dianjurkan mandi, memakai pakaian terbaik, makan (Idul Fitri) atau menahan makan (Idul Adha) sebelum berangkat, mengumandangkan takbir di perjalanan, dan mengambil jalan berbeda saat pergi dan pulang.
  • Bagi yang terlewat sholat Id berjamaah, ada perbedaan pendapat ulama tentang qadha. Mengamalkan pendapat yang membolehkan menggantinya sendiri di rumah sebanyak dua rakaat (tanpa khutbah) bisa menjadi pilihan yang baik.
  • Sholat Id adalah syiar Islam yang agung, momen syukur, kebersamaan, dan penguat ukhuwah.

Baca Juga: Tips Sholat Idul Adha Anti Malas Bangun Pagi


Saudaraku seiman, semoga penjelasan mengenai hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha ini mudah dipahami dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi yang baru belajar agama. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas kepada ustadz atau ulama di sekitar Anda. Mari kita sambut Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dengan penuh suka cita, menjalankan ibadah sholat Id dengan khusyuk, dan saling menebarkan kebaikan di hari yang fitri dan penuh berkah ini.

Wallahu a'lam bish-shawab. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan dan rahmat Allah SWT. Selamat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha! Semoga amal ibadah kita diterima dan kita mendapatkan keberkahan dari **hukum sholat Idul Fitri dan Idul Adha** ini.

LihatTutupKomentar