Perbedaan Jumlah Takbir Sholat Idul Fitri dan Idul Adha
Perbedaan Jumlah Takbir Sholat Idul Fitri dan Idul Adha-Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saudaraku kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah, alhamdulillah kita dipertemukan kembali dalam suasana penuh berkah. Kali ini, izinkan saya berbagi ilmu dan pencerahan mengenai sebuah topik yang mungkin sering membuat sebagian dari kita bertanya-tanya, terutama bagi yang baru meniti jalan keislaman atau ingin memperdalam pemahaman ibadah kita. Topik yang akan kita bedah tuntas hari ini adalah tentang perbedaan jumlah takbir sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Ya, dua momen kebahagiaan besar dalam Islam ini memiliki pelaksanaan sholat yang khas, dan salah satu kekhasannya adalah jumlah takbirnya. Memahami perbedaan jumlah takbir sholat Idul Fitri dan Idul Adha ini penting agar ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Mari kita selami bersama, insya Allah dengan gaya yang santai dan mudah dipahami oleh siapa saja, agar ibadah kita semakin mantap dan hati pun tenang. Memahami perbedaan jumlah takbir sholat Idul Fitri dan Idul Adha ini adalah langkah kecil namun berarti dalam menyempurnakan ibadah kita di hari raya.
Mengenal Dua Hari Raya Besar: Idul Fitri dan Idul Adha
Sebelum kita membahas detail takbir, mari kita segarkan kembali ingatan kita tentang dua hari raya istimewa ini:
- Idul Fitri: Hari raya yang kita rayakan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan. Hari kemenangan setelah menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu. Penuh dengan suasana saling memaafkan dan kembali kepada fitrah (kesucian).
- Idul Adha: Hari raya yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban, di mana umat Islam yang mampu disyariatkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan meneladani Nabi Ibrahim 'alaihi salam. Hari ini juga beriringan dengan pelaksanaan ibadah Haji di Tanah Suci.
Kedua hari raya ini sama-sama memiliki syariat sholat sunnah berjamaah di pagi hari yang sangat ditekankan (sunnah muakkadah). Sholat inilah yang memiliki kekhasan dalam jumlah takbirnya dibandingkan sholat-sholat sunnah atau wajib lainnya.
Sholat Idul Fitri: Berapa Takbir Tambahan yang Disunnahkan?
Baiklah, mari kita fokus pada pelaksanaan sholat Idul Fitri. Sholat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat. Pelaksanaannya diawali dengan niat, kemudian Takbiratul Ihram (takbir pembuka, 'Allahu Akbar' pertama yang menandai dimulainya sholat). Setelah Takbiratul Ihram, disunnahkan membaca doa Iftitah.
Nah, di sinilah kekhasan itu muncul. Sebelum membaca surat Al-Fatihah di rakaat pertama, ada takbir-takbir tambahan yang disunnahkan. Menurut jumhur (mayoritas) ulama, jumlah takbir tambahan di rakaat pertama ini adalah sebanyak tujuh (7) kali takbir. Tujuh takbir ini dilakukan setelah Takbiratul Ihram dan doa Iftitah. Di antara setiap takbir disunnahkan untuk membaca pujian kepada Allah, seperti "Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar" atau dzikir lainnya.
Setelah selesai tujuh takbir tambahan, barulah imam (dan makmum) membaca surat Al-Fatihah, diikuti surat lainnya, kemudian rukuk, sujud, dan seterusnya seperti sholat biasa.
Memasuki rakaat kedua, setelah bangkit dari sujud kedua dan berdiri tegak, sebelum membaca surat Al-Fatihah, disunnahkan kembali melakukan takbir tambahan. Jumlah takbir tambahan di rakaat kedua ini adalah sebanyak lima (5) kali takbir. Sama seperti rakaat pertama, di antara takbir-takbir ini disunnahkan membaca dzikir.
Setelah lima takbir tambahan di rakaat kedua, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah, surat lainnya, rukuk, sujud, hingga salam.
Jadi, untuk sholat Idul Fitri, polanya adalah:
- Rakaat Pertama: Takbiratul Ihram (1) + Doa Iftitah + 7 kali takbir tambahan + Al-Fatihah & Surat + Ruku' dst.
- Rakaat Kedua: Berdiri dari sujud + 5 kali takbir tambahan + Al-Fatihah & Surat + Ruku' dst + Salam.
Perlu dicatat, jumlah 7 dan 5 ini adalah jumlah takbir tambahan yang dihitung setelah Takbiratul Ihram di rakaat pertama dan setelah takbir bangkit dari sujud kedua di rakaat kedua, sebelum membaca Al-Fatihah. Mayoritas menghitung 7 dan 5 ini sebagai takbir selain takbir-takbir wajib dalam gerakan sholat.
Sholat Idul Adha: Bagaimana Jumlah Takbirnya?
Sekarang mari kita lihat bagaimana pelaksanaan sholat Idul Adha, khususnya terkait takbir tambahannya. Sholat Idul Adha juga terdiri dari dua rakaat. Pelaksanaan awalnya sama persis dengan sholat Idul Fitri: niat, Takbiratul Ihram, dan doa Iftitah.
Kemudian, sebelum membaca surat Al-Fatihah di rakaat pertama, juga ada takbir-takbir tambahan. Menurut mayoritas ulama (jumhur), jumlah takbir tambahan di rakaat pertama sholat Idul Adha ini juga sebanyak tujuh (7) kali takbir. Sama seperti Idul Fitri, di antara takbir-takbir ini disunnahkan membaca dzikir.
Di rakaat kedua, setelah bangkit dari sujud kedua dan berdiri tegak, sebelum membaca surat Al-Fatihah, disunnahkan kembali melakukan takbir tambahan. Jumlah takbir tambahan di rakaat kedua sholat Idul Adha ini juga sebanyak lima (5) kali takbir.
Jadi, untuk sholat Idul Adha, polanya juga sama:
- Rakaat Pertama: Takbiratul Ihram (1) + Doa Iftitah + 7 kali takbir tambahan + Al-Fatihah & Surat + Ruku' dst.
- Rakaat Kedua: Berdiri dari sujud + 5 kali takbir tambahan + Al-Fatihah & Surat + Ruku' dst + Salam.
Sekilas, dari penjelasan di atas, jumlah takbir tambahan pada kedua sholat Id ini tampak sama persis, yaitu 7 takbir tambahan di rakaat pertama dan 5 takbir tambahan di rakaat kedua, menurut pandangan mayoritas ulama dari kalangan mazhab Hanafi, Syafi'i, dan Hanbali.
Membedah Inti Permasalahan: Adakah Perbedaan Jumlah Takbir Antara Keduanya?
Nah, di sinilah letak poin kunci kita. Seringkali pertanyaan tentang perbedaan jumlah takbir sholat Idul Fitri dan Idul Adha muncul karena adanya keragaman pandangan di kalangan para ulama atau karena adanya sedikit perbedaan dalam praktik di beberapa tempat.
Menurut pandangan mayoritas (jumhur) ulama (termasuk Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal), perbedaan jumlah takbir sholat Idul Fitri dan Idul Adha secara signifikan dalam hal jumlah takbir tambahan (selain Takbiratul Ihram dan takbir sebelum rukuk) itu tidak ada. Keduanya sama-sama disunnahkan melakukan 7 takbir tambahan di rakaat pertama dan 5 takbir tambahan di rakaat kedua. Pandangan ini didasarkan pada riwayat-riwayat hadits yang dinilai shahih oleh mereka, yang menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam melakukan takbir 7 kali di rakaat pertama dan 5 kali di rakaat kedua pada sholat Id, tanpa membedakan apakah itu Idul Fitri atau Idul Adha.
Contoh riwayat yang sering dijadikan sandaran antara lain dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bertakbir pada sholat Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua, selain dua takbir rukuk. (Hadits riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Hadits ini diperselisihkan tingkat kesahihannya oleh ulama, namun banyak jumhur ulama yang mengamalkannya atau menguatkannya dengan riwayat lain). Ada juga riwayat lain dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bertakbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua pada sholat Id. (Riwayat Abu Dawud dan Ahmad, dinilai hasan oleh sebagian ulama).
Lalu, Mengapa Ada Kesan atau Pertanyaan tentang Perbedaan?
Ada beberapa kemungkinan mengapa perbedaan jumlah takbir sholat Idul Fitri dan Idul Adha menjadi topik pertanyaan atau kebingungan:
- Perbedaan Pandangan Mazhab: Salah satu alasan utama adalah adanya pandangan yang berbeda dari mazhab lain, yaitu mazhab Maliki (Imam Malik bin Anas). Menurut mazhab Maliki, jumlah takbir tambahan pada sholat Idul Fitri dan Idul Adha berbeda, dan jumlahnya pun berbeda dari pandangan jumhur. Dalam mazhab Maliki, takbir tambahan di rakaat pertama adalah 6 kali (setelah Takbiratul Ihram) dan di rakaat kedua adalah 5 kali (setelah takbir bangkit dari sujud). Bahkan ada riwayat lain dalam mazhab Maliki yang jumlahnya berbeda lagi. Perbedaan ini menunjukkan kekayaan khazanah fiqh Islam, di mana para ulama memiliki metode dan penilaian hadits yang berbeda dalam mengambil kesimpulan hukum.
- Cara Menghitung: Terkadang, kebingungan muncul karena perbedaan dalam cara menghitung. Apakah Takbiratul Ihram dihitung termasuk yang tujuh? Apakah takbir saat akan rukuk dihitung termasuk yang lima? Seperti yang sudah dijelaskan di awal, mayoritas ulama yang menetapkan 7 dan 5 kali itu menghitungnya sebagai takbir tambahan di luar takbiratul ihram dan takbir rukuk. Jika ini tidak dijelaskan, orang awam bisa salah hitung dan merasa ada perbedaan.
- Variasi Lokal: Di beberapa tempat atau komunitas, mungkin ada praktik yang sedikit berbeda berdasarkan riwayat atau pandangan ulama tertentu yang mereka ikuti. Hal ini wajar dalam masalah fiqh yang sifatnya ijtihadiyah (membutuhkan kajian dan kesimpulan ulama berdasarkan dalil).
- Kesalahpahaman: Terkadang, hanya karena mendengar sekilas atau membaca informasi yang tidak lengkap, seseorang bisa mendapat kesan bahwa ada perbedaan jumlah takbir yang fundamental antara Idul Fitri dan Idul Adha, padahal menurut mayoritas ulama, jumlah takbir tambahannya adalah sama.
Jadi, jika kita berbicara tentang perbedaan jumlah takbir sholat Idul Fitri dan Idul Adha dalam konteks pandangan mayoritas ulama, maka jawabannya adalah: tidak ada perbedaan yang signifikan pada jumlah takbir tambahan; keduanya sama-sama 7 takbir tambahan di rakaat pertama dan 5 takbir tambahan di rakaat kedua. Namun, jika kita melihat pada keragaman pandangan mazhab, memang ada pandangan yang berbeda, seperti mazhab Maliki.
Hikmah di Balik Jumlah Takbir yang Khas
Apa hikmah di balik syariat takbir tambahan sebanyak ini? Allahu A'lam bish-shawab (hanya Allah yang paling tahu kebenarannya). Namun, kita bisa merenungkan beberapa hikmah yang mungkin terkandung di dalamnya:
- Mengagungkan Allah: Hari raya adalah hari kebahagiaan dan kemenangan. Tidak ada cara yang lebih baik untuk merayakan kemenangan itu selain dengan memperbanyak mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui takbir. Jumlah takbir yang banyak ini mengingatkan kita bahwa segala nikmat dan kemenangan berasal dari-Nya.
- Pembeda dengan Sholat Lain: Adanya takbir tambahan ini menjadi ciri khas sholat Id, membedakannya dari sholat-sholat wajib atau sunnah lainnya. Ini menunjukkan keistimewaan hari raya dalam syariat Islam.
- Menghidupkan Sunnah: Mengikuti jumlah takbir yang dicontohkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah bentuk ketaatan dan kecintaan kita kepada beliau. Meskipun mungkin kita tidak sepenuhnya memahami "mengapa" jumlahnya 7 dan 5, ketaatan pada sunnah adalah kebaikan itu sendiri.
Solusi untuk Pemula: Bagaimana Menyikapi Perbedaan Ini?
Bagi Anda yang baru belajar atau ingin memperbaiki ibadah sholat Id, mungkin penjelasan tentang perbedaan pandangan ini justru membuat bingung. "Jadi yang benar yang mana?" Ini pertanyaan yang wajar.
Solusinya sangat sederhana dan insya Allah menenangkan:
- Ikuti Praktik yang Umum di Lingkungan Anda: Cara paling mudah dan aman bagi pemula adalah mengikuti praktik sholat Id yang umum dilaksanakan di masjid atau lapangan terdekat di lingkungan Anda. Biasanya, mayoritas masjid di Indonesia mengikuti pandangan jumhur ulama (yang 7 takbir tambahan di rakaat pertama dan 5 di rakaat kedua untuk kedua Id). Dengan mengikuti imam, insya Allah sholat Anda sah dan diterima.
- Pahami Bahwa Perbedaan dalam Fiqh adalah Rahmat: Ketahuilah bahwa perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam masalah fiqh yang bersifat ijtihadiyah adalah hal yang wajar dan merupakan rahmat bagi umat Islam. Ini karena para ulama berusaha memahami dan mengistinbath hukum dari dalil (Al-Qur'an dan Sunnah) yang mungkin memiliki penafsiran beragam. Selama pandangan tersebut memiliki sandaran dalil yang diakui, maka itu adalah ijtihad yang muktabar (diakui).
- Fokus pada Kekhusyukan dan Pengagungan Allah: Terlepas dari perbedaan jumlah takbir tambahan (jika memang Anda menemui praktik yang berbeda), yang terpenting adalah kehadiran hati (khusyuk) dan niat tulus untuk mengagungkan Allah dan bersyukur atas nikmat-Nya di hari raya. Jangan sampai perbedaan dalam masalah furu' (cabang) ini membuat kita kehilangan fokus pada inti ibadah.
- Jika Ingin Mendalami, Belajarlah dari Guru yang Terpercaya: Jika Anda tertarik untuk mendalami mengapa bisa ada perbedaan pandangan ini, belajarlah dari guru agama atau ustadz yang memiliki kompetensi dan sanad keilmuan yang jelas. Mereka bisa menjelaskan secara lebih rinci dalil-dalil dan metode pengambilan hukum dari setiap mazhab.
Panduan Praktis Sholat Id (Fokus Takbir Tambahan) untuk Pemula
Agar lebih mudah dibayangkan, mari kita buat panduan praktis langkah demi langkah, fokus pada bagian takbir tambahannya, dengan mengikuti pandangan mayoritas ulama:
Sebelum Sholat Dimulai:
- Mandi, memakai pakaian terbaik dan bersih.
- Memakai wangi-wangian (sunnah).
- Untuk Idul Fitri: Disunnahkan makan/minum sebelum berangkat.
- Untuk Idul Adha: Disunnahkan tidak makan/minum sampai selesai sholat dan makan dari daging kurban (jika ada).
- Pergi ke tempat sholat (masjid/lapangan) melalui satu jalan dan pulang melalui jalan lain (sunnah).
- Mengumandangkan takbir dari rumah menuju tempat sholat.
Pelaksanaan Sholat Id (Bersama Imam):
- Niat: Hadirkan niat dalam hati untuk sholat sunnah Idul Fitri/Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta'ala. (Niat itu di hati, tidak perlu dilafadzkan).
- Takbiratul Ihram: Imam mengucap "Allahu Akbar" sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau bahu. Anda mengikuti imam, ucapkan "Allahu Akbar" dan angkat tangan Anda. Ini takbir pertama.
- Doa Iftitah: Setelah Takbiratul Ihram, imam biasanya diam sejenak untuk membaca doa Iftitah. Anda juga membacanya.
- Takbir Tambahan Rakaat Pertama: Imam akan kembali mengucap "Allahu Akbar" sebanyak tujuh kali. Setiap kali imam bertakbir, ikuti dengan mengucapkan "Allahu Akbar" dan angkat tangan seperti Takbiratul Ihram. Di antara setiap takbir ini, disunnahkan membaca dzikir seperti "Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar". Hitung dalam hati: satu, dua, tiga, sampai tujuh kali.
- Membaca Surat: Setelah takbir tambahan ketujuh, imam akan membaca Ta'awudz, Basmalah, surat Al-Fatihah, dan surat lainnya (biasanya surat Qaf atau Al-A'la). Anda menyimak bacaan imam.
- Ruku' dan Sujud: Ikuti gerakan imam untuk rukuk, i'tidal, sujud dua kali, dan duduk di antara dua sujud. Semua dengan bacaan dan gerakan sholat biasa.
- Berdiri ke Rakaat Kedua: Imam akan bangkit dari sujud kedua menuju berdiri tegak untuk rakaat kedua. Anda mengikuti. Saat berdiri tegak, imam akan bertakbir (takbir intiqal, takbir perpindahan gerakan).
- Takbir Tambahan Rakaat Kedua: Imam akan kembali mengucap "Allahu Akbar" sebanyak lima kali. Setiap kali imam bertakbir, ikuti dengan mengucapkan "Allahu Akbar" dan angkat tangan seperti Takbiratul Ihram. Di antara setiap takbir ini, disunnahkan membaca dzikir. Hitung dalam hati: satu, dua, tiga, sampai lima kali.
- Membaca Surat: Setelah takbir tambahan kelima, imam akan membaca Basmalah, surat Al-Fatihah, dan surat lainnya (biasanya surat Al-Ghasyiyah). Anda menyimak bacaan imam.
- Ruku', Sujud, Tahiyat Akhir, Salam: Ikuti gerakan imam untuk rukuk, i'tidal, sujud dua kali, duduk tahiyat akhir, hingga salam.
Setelah Sholat:
- Imam akan menyampaikan khutbah. Dengarkan khutbah dengan seksama, karena khutbah Id berisi nasihat dan ajaran Islam yang penting. Mendengarkan khutbah Id adalah sunnah.
- Setelah selesai, bersalam-salaman dengan saudara sesama Muslim.
Poin-Poin Penting untuk Pemula:
- Sholat Id terdiri dari dua rakaat.
- Ada takbir tambahan di rakaat pertama (7 kali) dan rakaat kedua (5 kali) menurut mayoritas ulama.
- Takbir tambahan ini dilakukan sebelum membaca Al-Fatihah.
- Mengangkat tangan saat takbir tambahan adalah sunnah.
- Membaca dzikir di antara takbir tambahan adalah sunnah.
- Ikuti imam di tempat Anda sholat.
- Jangan bingung dengan perbedaan pendapat, fokus pada khusyuk dan mengikuti imam.
- Khutbah setelah sholat adalah bagian penting dari ibadah Id, dengarkan baik-baik.
Kesimpulan
Saudaraku sekalian yang dirahmati Allah, semoga penjelasan yang sederhana ini bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai perbedaan jumlah takbir sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Berdasarkan pandangan mayoritas ulama yang diamalkan di banyak tempat, jumlah takbir tambahan pada kedua sholat Id ini adalah sama, yaitu tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua, selain Takbiratul Ihram dan takbir rukuk. Adanya kesan perbedaan seringkali muncul karena keragaman pandangan di kalangan mazhab fiqh atau perbedaan dalam cara menghitung takbir.
Yang terpenting bagi kita sebagai hamba Allah, terutama bagi yang baru belajar, adalah melaksanakan sholat Id dengan ikhlas, khusyuk, dan semaksimal mungkin sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, sebagaimana yang diajarkan oleh para ulama terpercaya di lingkungan kita. Jangan biarkan perbedaan kecil dalam fiqh membuat kita ragu atau kehilangan semangat beribadah di hari yang mulia ini.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan Idul Fitri serta Idul Adha kita sebagai hari-hari yang penuh berkah, kebahagiaan, dan peningkatan iman serta takwa. Semoga pemahaman kita tentang perbedaan jumlah takbir sholat Idul Fitri dan Idul Adha (yang mayoritas menyatakan sama untuk takbir tambahan) semakin memantapkan ibadah kita.
Selamat Hari Raya! Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Posting Komentar untuk "Perbedaan Jumlah Takbir Sholat Idul Fitri dan Idul Adha"