Tata Cara Menyembelih Hewan Qurban Menurut Muhammadiyah-Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Senang sekali kita bisa berjumpa lagi dalam pembahasan yang Insya Allah penuh berkah. Kali ini, kita akan mengupas tuntas sebuah amalan mulia yang sangat dinanti-nantikan setiap tahun oleh umat Islam di seluruh dunia, yaitu ibadah Qurban. Khususnya, kita akan mendalami bagaimana tata cara menyembelih hewan qurban menurut Muhammadiyah. Bagi sebagian dari kita, terutama yang baru pertama kali terlibat atau ingin belajar langsung, proses penyembelihan hewan qurban mungkin terasa rumit atau bahkan menyeramkan. Padahal, sejatinya, ini adalah proses yang sakral, sarat makna, dan telah diatur dengan sangat baik dalam ajaran Islam untuk memastikan kehalalan, kebersihan, dan juga perlakuan terbaik terhadap hewan.
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki panduan dan tuntunan yang bersumber kuat dari Al-Qur'an dan As-Sunnah mengenai berbagai aspek kehidupan beragama, termasuk ibadah Qurban. Panduan ini disusun agar umat Islam dapat melaksanakan ibadahnya dengan benar, sesuai dengan tuntunan syariat. Oleh karena itu, memahami *tata cara menyembelih hewan qurban menurut Muhammadiyah* menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang berqurban melalui lembaga atau panitia di bawah naungan Muhammadiyah, atau siapa pun yang ingin mempelajari tata cara yang sahih dari perspektif ini. Artikel ini hadir sebagai sahabat Anda, panduan langkah demi langkah yang akan menjelaskan segala sesuatunya dengan bahasa yang santai, informatif, deskriptif, dan pastinya mudah dicerna oleh siapa saja, bahkan bagi Anda yang baru belajar agama sekalipun. Tujuannya agar Anda tidak hanya tahu teorinya, tapi juga berani dan suka mempraktikkan langkah-langkah mulianya. Mari kita selami bersama tata cara menyembelih hewan qurban menurut Muhammadiyah ini lebih dalam.
Memahami Hakikat Qurban: Bukan Sekadar Menyembelih Hewan
Sebelum kita masuk ke detail teknis tata cara menyembelih hewan qurban menurut Muhammadiyah, penting bagi kita untuk sejenak merenungi apa sebenarnya ibadah Qurban itu. Qurban berasal dari kata Bahasa Arab "Qaraba" yang berarti dekat. Ibadah Qurban adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menyembelih hewan ternak pada hari raya Idul Adha dan hari-hari Tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah). Ini adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi setiap muslim yang mampu.
Sejarah Qurban mengingatkan kita pada ketaatan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, yang dengan ikhlas menerima perintah Allah SWT. Kisah heroik ini mengajarkan kita tentang pentingnya keikhlasan, ketaatan mutlak kepada perintah Allah, dan pengorbanan. Allah kemudian mengganti Nabi Ismail dengan seekor domba, yang menjadi cikal bakal syariat Qurban bagi umat Islam hingga hari kiamat.
Jadi, Qurban bukanlah sekadar tradisi potong hewan, apalagi ajang pamer kekayaan. Qurban adalah manifestasi ketaatan, keikhlasan, rasa syukur atas nikmat Allah, dan kepedulian sosial terhadap sesama, khususnya kaum fakir miskin. Daging qurban yang dibagikan menjadi simbol berbagi kebahagiaan dan keberkahan Idul Adha.
Baca Juga: Tata Cara Menyembelih Hewan Qurban, Doa, serta Rukunnya
Pandangan Muhammadiyah tentang Qurban
Muhammadiyah memandang ibadah Qurban sebagai amalan yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) bagi muslim yang mampu. Tuntunan Muhammadiyah dalam berqurban, termasuk tata cara menyembelih hewan qurban, didasarkan pada dalil-dalil yang kuat dari Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah. Dalam praktik keagamaan, Muhammadiyah dikenal dengan pendekatan ittiba' (mengikuti tuntunan Nabi secara murni) dan rasionalitas yang tidak bertentangan dengan syariat.
Terkait penyembelihan, Muhammadiyah menekankan pentingnya pelaksanaan yang sesuai syariat Islam untuk memastikan kehalalan dagingnya, serta memperhatikan aspek ihsan (berbuat baik) terhadap hewan. Tidak ada perbedaan mendasar dalam prinsip penyembelihan antara Muhammadiyah dengan mayoritas muslim lainnya yang berpegang pada sunnah, karena sumber rujukannya sama. Namun, Muhammadiyah seringkali memberikan penekanan pada detail-detail praktis dan pemurnian dari tradisi yang mungkin tidak memiliki dasar kuat dalam dalil.
Persiapan Sebelum Penyembelihan: Langkah Awal yang Krusial
Sebelum pisau diasah dan hewan disiapkan, ada serangkaian persiapan penting yang harus dilakukan. Persiapan yang matang adalah kunci kelancaran dan keberkahan seluruh proses.
-
Niat yang Lurus dan Ikhlas: Ini adalah pondasi utama. Pastikan niat berqurban semata-mata karena Allah SWT, untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Niat ini ada di dalam hati pekurban, bukan sesuatu yang harus diucapkan secara lisan di depan hewan. Namun, panitia atau orang yang mewakili pekurban juga perlu memiliki niat untuk melaksanakan tugas tersebut karena Allah.
-
Memilih Hewan Qurban yang Sesuai Syariat:
-
Jenis Hewan: Hanya boleh dari jenis Bahimatul An'am, yaitu unta, sapi (termasuk kerbau), dan kambing (termasuk domba).
-
Usia Minimal:
- Kambing/Domba: Minimal berusia 1 tahun (masuk tahun kedua).
- Sapi/Kerbau: Minimal berusia 2 tahun (masuk tahun ketiga).
- Unta: Minimal berusia 5 tahun (masuk tahun keenam).
- Usia ini bisa dilihat dari pertumbuhan giginya atau surat keterangan dari peternak/veteriner.
-
Kondisi Kesehatan: Hewan harus sehat, tidak cacat, tidak sakit, tidak kurus kering, tidak pincang, dan tidak buta sebelah. Cacat ringan yang tidak mengurangi kuantitas daging secara signifikan (misalnya sedikit robek telinganya dari lahir) biasanya ditolerir, namun cacat parah yang mengurangi kualitas atau kuantitas daging (misalnya sangat kurus, sakit parah, pincang parah) tidak sah untuk qurban. Pastikan hewan sudah diperiksa oleh dokter hewan atau setidaknya tampak sehat dan bugar.
-
Kepemilikan: Hewan qurban harus milik penuh pekurban, bukan hasil curian, gadaian, atau syirkah (patungan) yang tidak jelas statusnya.
-
-
Menyiapkan Lokasi Penyembelihan:
- Pilih lokasi yang lapang, bersih, dan jauh dari keramaian umum untuk menghindari kepanikan hewan dan menjaga kebersihan lingkungan.
- Pastikan ada sumber air bersih yang cukup untuk membersihkan area, peralatan, dan diri.
- Siapkan area penampungan darah yang baik agar tidak mencemari lingkungan.
- Akses masuk dan keluar untuk hewan dan daging juga perlu diperhatikan.
-
Menyiapkan Peralatan Penyembelihan:
-
Pisau Penyembelihan: Ini adalah alat paling krusial. Pisau harus sangat tajam. Ketajaman pisau sangat penting untuk meminimalkan rasa sakit hewan dan memastikan proses berjalan cepat dan efisien sesuai tuntunan ihsan. Siapkan beberapa pisau jika diperlukan.
-
Pisau Pengulitan dan Pemotongan Daging: Pisau lain yang lebih kecil atau berbeda bentuk untuk menguliti dan memotong daging. Pastikan juga tajam.
Alat Pengasah Pisau: Untuk memastikan pisau tetap tajam selama proses.
Tali: Tali yang kuat untuk mengikat dan merebahkan hewan.
Wadah Penampung Daging: Baskom, ember, atau terpal bersih.
Timba/Ember: Untuk air bersih.
Sarung Tangan dan Apron: Untuk menjaga kebersihan dan keamanan penyembelih dan tim.
Alat Kebersihan: Sapu, selang air, deterjen, dll.
-
-
Mempersiapkan Petugas Penyembelihan dan Tim:
-
Penyembelih: Sebaiknya adalah orang muslim yang baligh, berakal, memahami tata cara menyembelih hewan qurban syar'i, dan memiliki keterampilan serta keberanian yang cukup. Jika memungkinkan, penyembelih adalah orang yang terlatih dan bersertifikat juru sembelih halal (JULEHA). Penyembelih harus dalam kondisi bersih dan siap lahir batin.
-
Tim Pembantu: Perlukan beberapa orang untuk membantu merebahkan, menahan hewan, menguliti, memotong, dan mendistribusikan daging. Pastikan tim ini juga memahami proses dan pentingnya kebersihan serta ihsan.
-
Pelaksanaan Penyembelihan: Inti dari Tata Cara Menurut Muhammadiyah
Bagian inilah yang menjadi inti dari tata cara menyembelih hewan qurban menurut Muhammadiyah. Proses ini harus dilakukan dengan cermat dan mengikuti sunnah Nabi SAW.
-
Perlakuan Hewan Sebelum Disembelih (Ihsan):
- Hewan dibawa ke lokasi penyembelihan dengan tenang, jangan diseret atau diperlakukan kasar.
- Hindari memperlihatkan pisau atau proses penyembelihan hewan lain kepada hewan yang akan disembelih.
- Beri minum jika hewan tampak kehausan. Perlakukan hewan dengan kasih sayang hingga detik-detik terakhir. Ini adalah bagian penting dari ihsan.
-
Merebahkan Hewan:
- Hewan direbahkan ke sisi kirinya (posisi tidur) menghadap kiblat. Posisi ini memudahkan penyembelih yang umumnya menggunakan tangan kanan untuk menyembelih.
- Kaki hewan diikat dengan kuat namun tidak menyakiti secara berlebihan. Tali bisa diikatkan ke kaki depan dan belakang yang berlawanan untuk menjaga posisi hewan tetap stabil setelah direbahkan.
-
Posisi Penyembelih:
- Penyembelih berlutut di samping hewan, siap untuk melakukan penyembelihan.
-
Membaca Doa dan Basmalah:
- Ini adalah bagian yang paling penting dan menentukan kehalalan daging. Sebelum memulai penyembelihan, penyembelih membaca:
- Basmalah: Bismillah (بِسْمِ اللهِ) - "Dengan nama Allah." Ini wajib diucapkan saat akan menyembelih.
- Takbir: Allahu Akbar (اللهُ أَكْبَرُ) - "Allah Maha Besar." Disunnahkan membaca takbir setelah basmalah.
-
Doa Tambahan (Opsional tapi Disunnahkan): Ada doa yang diriwayatkan Nabi SAW, misalnya:
"بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهمَّ هذا مِنكَ ولَكَ، هذا عن فلانٍ"
(Bismillah wallahu Akbar, Allahumma hadza minka walak, hadza 'an Fulan)
Artinya: "Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar. Ya Allah, (sembelihan) ini dari-Mu dan untuk-Mu, ini atas nama Fulan (sebut nama pekurban)."
Penting dicatat: Basmalah wajib diucapkan saat melakukan gerakan penyembelihan. Mengucapkannya sebelumnya saja tapi tidak saat gerakan penyembelihan bisa membatalkan kehalalan.
-
Melakukan Pemotongan (Menyembelih):
- Pemotongan dilakukan pada bagian leher hewan. Titik penyembelihan yang disunnahkan adalah di bagian bawah pangkal leher, di depan ruas tulang leher pertama.
- Dengan pisau yang sangat tajam, penyembelih melakukan pemotongan yang cepat dan pasti dengan satu gerakan, memutus minimal empat saluran utama pada leher hewan:
-
- Kerongkongan (Mar'i): Saluran makanan.
- Tenggorokan (Hulqum): Saluran pernapasan (udara).
- Dua Pembuluh Darah (Wadajain): Yaitu pembuluh darah besar (arteri karotis dan vena jugularis) yang terletak di kanan dan kiri leher. Memutus kedua pembuluh ini sangat krusial untuk memastikan darah mengalir keluar dengan cepat dan sempurna.
Penyembelihan dilakukan dari bagian depan leher. Pastikan semua saluran tersebut terputus dengan sempurna. Memotong tulang leher (sumsum tulang belakang) tidak dianjurkan, bahkan bisa makruh atau tidak sempurna jika terjadi sebelum keempat saluran terputus, karena dapat menyebabkan hewan mati sebelum darah keluar sempurna.
-
Memastikan Hewan Benar-benar Mati dan Darah Keluar Sempurna:
- Setelah penyembelihan, biarkan hewan bergerak (menggelepar) sebagai reaksi alami. Ini membantu darah memancar keluar lebih sempurna. Jangan menahan gerakan hewan secara paksa segera setelah disembelih.
- Jangan langsung memotong bagian tubuh lain atau menguliti hewan sebelum dipastikan hewan benar-benar mati dan gerakannya berhenti total. Ini penting untuk memastikan darah benar-benar keluar dan meminimalkan penderitaan hewan.
Solusi dan Antisipasi Masalah Umum saat Penyembelihan:
-
Hewan Mengamuk atau Sulit Direbahkan:
Solusi: Gunakan tenaga yang cukup dari tim pembantu. Bisa juga menggunakan teknik tali yang tepat untuk merebahkan hewan besar seperti sapi dengan lebih aman. Ketenangan dan kesabaran tim sangat penting. Jika perlu, panggil ahli yang berpengalaman.
-
Pisau Kurang Tajam:
Solusi: Hentikan proses segera jika pisau terasa tidak tajam. Asah pisau hingga sangat tajam atau gunakan pisau cadangan yang sudah diasah. Penyembelihan dengan pisau tumpul menyiksa hewan dan tidak sesuai dengan prinsip ihsan dan syariat.
-
Pemotongan Tidak Sempurna (Misalnya hanya terpotong dua saluran):
Solusi: Jika hewan masih hidup dan gerakannya belum terhenti, penyembelih harus segera menyempurnakan pemotongan dengan memutus sisa saluran yang belum terputus. Jika hewan sudah mati sebelum pemotongan sempurna (semua empat saluran terputus), maka dagingnya menjadi bangkai dan tidak halal. Penting bagi penyembelih untuk memastikan semua saluran terputus dalam satu proses.
-
Penyembelih Grogi atau Takut:
Solusi: Pastikan penyembelih adalah orang yang tenang dan berpengalaman. Latihan atau pendampingan dari ahli sangat membantu. Jangan biarkan orang yang tidak siap mental melakukan penyembelihan.
-
Lokasi Terlalu Sempit atau Kotor:
Solusi: Pindahkan hewan ke lokasi yang lebih layak jika memungkinkan. Jika tidak, prioritaskan menjaga kebersihan area penyembelihan sebisa mungkin dan segera bersihkan setelah proses selesai.
Proses Pasca-Penyembelihan: Pengolahan Hingga Distribusi
Setelah hewan selesai disembelih dan dipastikan mati sempurna, proses berlanjut ke tahap pengolahan dan distribusi.
-
Pengulitan (Skinning):
Kulit hewan dikuliti dengan hati-hati. Mulai dari kaki, lalu ke bagian perut dan punggung. Usahakan agar kulit tidak robek terlalu parah jika ingin dimanfaatkan atau dijual.
-
Mengeluarkan Jeroan (Evisceration):
Bagian perut dibuka untuk mengeluarkan jeroan (lambung, usus, hati, paru-paru, jantung).
Jeroan dipisahkan dari daging dan dicuci bersih. Beberapa panitia ada yang membagikan jeroan, ada pula yang tidak, tergantung kebijakan dan kondisi.
-
Membelah Karkas dan Memotong Daging:
Tubuh hewan (karkas) dibelah menjadi dua bagian di sepanjang tulang belakang (jika hewan besar seperti sapi).
Daging dipisahkan dari tulang dan dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil, siap untuk ditimbang dan dikemas.
Dalam proses ini, penting untuk menjaga kebersihan alat dan area kerja. Hindari kontaminasi silang antara daging dengan kotoran atau jeroan yang belum dicuci bersih.
-
Penimbangan dan Pengemasan:
Daging qurban ditimbang sesuai dengan porsi yang telah ditentukan panitia, biasanya dibagi rata untuk fakir miskin, panitia/pequrban, dan kerabat/tetangga.
Daging dikemas dalam plastik atau wadah yang bersih. Hindari penggunaan kantong plastik hitam yang seringkali tidak aman untuk makanan.
-
Distribusi Daging Qurban:
Daging qurban didistribusikan kepada yang berhak menerima. Pembagian yang umum adalah sepertiga untuk pekurban dan keluarganya, sepertiga untuk kerabat dan tetangga, dan sepertiga untuk fakir miskin. Namun, prioritas utama adalah fakir miskin. Pekurban berhak mengambil jatahnya, tetapi akan lebih utama jika seluruhnya disedekahkan, kecuali sekadar mengambil sedikit untuk tabarruk (mengambil berkah).
Pastikan distribusi berjalan tertib dan merata, terutama bagi mereka yang sangat membutuhkan. Data penerima manfaat (mustahik) sebaiknya disiapkan sebelumnya.
Poin-Poin Penting yang Perlu Diingat:
- Ihsan (Berbuat Baik): Ini adalah prinsip yang mendasari seluruh proses, mulai dari merawat hewan sebelum disembelih hingga perlakuan saat penyembelihan dan pengolahan. Minimalkan stres dan penderitaan hewan.
- Kebersihan: Jaga kebersihan area, peralatan, dan diri sepanjang proses. Kebersihan adalah bagian dari iman dan sangat penting untuk kesehatan serta kehalalan daging.
- Ketajaman Pisau: Mutlak diperlukan. Pisau tumpul adalah bentuk kezaliman terhadap hewan.
- Pemutusan 4 Saluran: Pastikan kerongkongan, tenggorokan, dan dua pembuluh darah terputus sempurna. Ini adalah syarat syar'i kehalalan.
- Basmalah Saat Menyembelih: Mengucap "Bismillah" saat gerakan penyembelihan dilakukan adalah wajib.
- Pastikan Hewan Mati Sempurna: Jangan terburu-buru menguliti atau memotong sebelum hewan benar-benar mati dan darah berhenti mengalir deras.
Contoh Penerapan Tata Cara Menyembelih Hewan Qurban Menurut Muhammadiyah dalam Praktik
Mari kita ambil contoh sebuah panitia qurban di lingkungan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) "Al-Amin".
Panitia ini memulai persiapannya sebulan sebelum Idul Adha dengan sosialisasi penerimaan pekurban. Setelah dana terkumpul, mereka membentuk tim khusus yang bertugas mencari dan menyeleksi hewan qurban sesuai syariat, memastikan usia dan kesehatannya. Mereka bekerja sama dengan peternak lokal yang terpercaya.
Beberapa hari sebelum Idul Adha, hewan-hewan qurban yang sudah terpilih ditempatkan di kandang sementara yang bersih dan nyaman di dekat lokasi penyembelihan yang sudah disiapkan. Hewan-hewan ini diberi pakan dan minum yang cukup, serta diperlakukan dengan tenang untuk mengurangi stres.
Pada hari H, setelah shalat Idul Adha, tim penyembelih yang terdiri dari beberapa orang yang berpengalaman dan bersertifikat JULEHA dari Muhammadiyah berkumpul. Mereka memastikan semua pisau sudah sangat tajam. Panitia lain menyiapkan area, tali, wadah, dan perlengkapan lainnya.
Hewan pertama (misalnya seekor sapi) dibawa dengan tenang ke area penyembelihan. Setelah direbahkan di sisi kiri menghadap kiblat dan diikat dengan kuat, penyembelih utama berdiri di posisi yang tepat. Sebelum melakukan sayatan, dia mengucapkan "Bismillah Allahu Akbar, Allahumma hadza minka walak, hadza 'an Fulan bin Fulan" (menyebut nama pekurban). Kemudian, dengan satu gerakan cepat dan pasti menggunakan pisau yang super tajam, dia memutus kerongkongan, tenggorokan, dan kedua pembuluh darah. Sapi menggelepar kuat, dan darah memancar deras. Penyembelih dan tim menunggu dengan sabar hingga gerakan hewan benar-benar berhenti dan diyakini telah mati sempurna.
Setelah itu, tim lain mengambil alih untuk menguliti, mengeluarkan jeroan (yang kemudian dibersihkan terpisah), membelah karkas, dan memotong daging menjadi bagian-bagian kecil. Seluruh proses dilakukan di area yang bersih dan terhindar dari paparan langsung. Daging kemudian ditimbang dan dikemas dalam plastik, siap didistribusikan kepada daftar mustahik yang sudah disiapkan sebelumnya, serta kepada pekurban dan panitia sesuai porsi yang ditetapkan.
Seluruh sisa penyembelihan, seperti darah dan kotoran, dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Area penyembelihan segera dibersihkan setelah semua proses selesai. Contoh ini menunjukkan bagaimana tata cara menyembelih hewan qurban menurut Muhammadiyah dipraktikkan dengan mengutamakan syariat, ihsan, kebersihan, dan manajemen yang baik.
Semangat Qurban yang Sesungguhnya
Melaksanakan tata cara menyembelih hewan qurban menurut Muhammadiyah atau organisasi lainnya sesuai syariat adalah bagian penting dari ibadah ini. Namun, jangan sampai kita hanya fokus pada aspek teknisnya saja dan melupakan makna yang lebih dalam. Qurban adalah tentang:
- Ketaqwaan: Bentuk kepasrahan dan ketaatan total kepada perintah Allah SWT.
- Rasa Syukur: Ungkapan terima kasih atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
- Solidaritas Sosial: Berbagi rezeki dan kebahagiaan dengan sesama, terutama mereka yang kurang beruntung. Daging qurban seringkali menjadi satu-satunya kesempatan bagi sebagian keluarga miskin untuk menikmati daging dalam setahun.
- Menghidupkan Sunnah: Mengikuti jejak langkah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW.
Dengan memahami dan menghayati makna-makna ini, ibadah Qurban kita akan menjadi lebih bermakna dan Insya Allah diterima di sisi Allah SWT.
Penutup
Alhamdulillah, kita telah mengarungi perjalanan panjang dalam memahami tata cara menyembelih hewan qurban menurut Muhammadiyah. Mulai dari hakikat Qurban, pandangan Muhammadiyah, persiapan matang, hingga langkah-langkah detail pelaksanaan penyembelihan dan pasca-penyembelihan. Semua ini disajikan dengan harapan dapat mempermudah Anda, khususnya para pemula, untuk mempelajari dan mempraktikkan ibadah mulia ini dengan benar dan penuh percaya diri.
Melaksanakan ibadah Qurban, termasuk proses penyembelihannya, adalah sebuah kehormatan dan kesempatan untuk meraih pahala yang besar. Dengan mengetahui tata cara menyembelih hewan qurban menurut Muhammadiyah yang berdasarkan pada tuntunan syariat dan mengedepankan prinsip ihsan, kebersihan, serta keselamatan, Insya Allah ibadah Qurban kita menjadi sah, berkah, dan memberikan manfaat yang luas bagi umat. Semoga panduan ini bermanfaat dan memotivasi kita semua untuk semakin antusias menyambut dan melaksanakan ibadah Qurban di tahun-tahun mendatang.
Wallahu a'lam bish-shawab.