Setiap pasangan suami istri yang mendambakan hadirnya buah hati tentu akan mengupayakan berbagai cara, baik secara medis maupun spiritual. Dalam ajaran Islam, segala ikhtiar perlu diiringi dengan doa dan tawakal kepada Allah SWT. Salah satu amalan yang kerap dibicarakan dan diamalkan oleh sebagian pasangan Muslim adalah doa elus perut setelah berhubungan. Amalan ini bukan sekadar ritual tanpa makna, melainkan sebuah bentuk permohonan tulus kepada Sang Pencipta agar karunia keturunan diberikan, sembari mengiringi setiap usaha lahiriah dengan spiritualitas yang mendalam. Mari kita selami lebih jauh tentang doa elus perut setelah berhubungan ini, bagaimana maknanya, dasar syariatnya, hingga tata cara pengamalannya yang benar.
Hubungan suami istri dalam Islam adalah ibadah, sebuah ikatan suci yang sarat berkah dan rahmat. Di dalamnya terkandung tujuan mulia, salah satunya adalah melanjutkan keturunan untuk membangun generasi Muslim yang kuat. Oleh karena itu, momen-momen intim ini pun seyogianya diisi dengan kesadaran akan Allah, memohon keberkahan, dan memanjatkan doa-doa terbaik. Doa bukan hanya sekadar ucapan, melainkan jembatan komunikasi antara hamba dan Tuhannya, sebuah ekspresi kerendahan hati dan pengakuan akan kekuasaan-Nya. Dengan memahami setiap aspek amalan ini, kita berharap dapat mengamalkannya dengan penuh keyakinan dan keikhlasan, sehingga ikhtiar spiritual kita diberkahi oleh Allah SWT.
Makna dan Konteks Amalan Doa Elus Perut Setelah Berhubungan
Amalan doa elus perut setelah berhubungan adalah praktik spiritual yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan harapan agar Allah SWT menganugerahkan keturunan. Makna inti dari amalan ini terletak pada kombinasi antara ikhtiar fisik (hubungan suami istri) dengan ikhtiar spiritual (doa dan tawakal). Mengelus perut setelah berhubungan dapat dimaknai sebagai simbol kasih sayang, harapan, dan permohonan yang spesifik terhadap rahim istri sebagai tempat tumbuhnya embrio. Ini adalah bentuk visualisasi doa, di mana sentuhan fisik diiringi dengan harapan yang dipanjatkan kepada Allah.
Konteks amalan ini sangat erat kaitannya dengan fitrah manusia yang mendambakan anak sebagai penerus keturunan dan pelipur lara. Dalam Islam, anak adalah anugerah terbesar, bahkan dianggap sebagai perhiasan dunia dan investasi akhirat. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak pasangan Muslim yang mencari cara-cara syar'i untuk mempercepat hadirnya momongan, termasuk melalui doa dan amalan khusus setelah hubungan intim. Penting untuk dipahami bahwa amalan ini bukanlah sihir atau jaminan mutlak, melainkan sebuah bentuk permohonan yang diiringi keyakinan bahwa segala keputusan ada di tangan Allah SWT.
Pandangan Ulama & Dalil Syar'i: Fondasi Amalan dalam Islam
Dalam mencari dasar hukum untuk setiap amalan, seorang Muslim wajib merujuk pada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Terkait dengan doa elus perut setelah berhubungan, tidak ada dalil khusus yang secara eksplisit menyebutkan praktik mengelus perut setelah berhubungan suami istri sebagai sebuah sunnah yang diajarkan oleh Nabi secara spesifik. Namun, prinsip-prinsip umum tentang doa, ikhtiar, dan tawakal setelah melakukan amalan mulia seperti hubungan suami istri sangat dianjurkan dalam Islam.
Dalil Umum tentang Doa dan Keutamaan Berdoa
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
"Wa qāla rabbukum ud'ūnī astajib lakum."
Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu'." (QS. Ghafir: 60)
Ayat ini adalah pondasi utama dalam memahami pentingnya doa dalam setiap aspek kehidupan Muslim, termasuk dalam memohon keturunan. Doa adalah inti ibadah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
"Ad-du'aau huwal 'ibadah."
Artinya: "Doa itu adalah ibadah." (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah)
Maka, memanjatkan doa setelah berhubungan, terutama doa agar diberi keturunan atau doa agar hamil setelah berhubungan, adalah bentuk ibadah dan upaya mendekatkan diri kepada Allah.
Dalil tentang Adab Berhubungan Suami Istri
Meskipun tidak ada dalil spesifik tentang mengelus perut, Nabi SAW mengajarkan doa sebelum berhubungan badan (jimak) untuk memohon perlindungan dari setan dan keberkahan keturunan. Doa ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
بِسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
"Bismillah, Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana ma razaqtana."
Artinya: "Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami (anak)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan pentingnya melibatkan Allah dalam setiap tahapan hubungan intim, bahkan sebelum ia dimulai. Jika doa sebelum jimak sangat dianjurkan untuk keberkahan keturunan, maka memanjatkan doa setelahnya pun adalah amalan yang selaras dengan semangat syariat.
Pandangan Ulama
Para ulama umumnya sepakat bahwa memanjatkan doa setelah berhubungan suami istri, khususnya doa agar diberi keturunan, adalah hal yang baik dan dianjurkan. Meskipun tidak ada riwayat spesifik tentang "elus perut" setelahnya, tindakan mengelus perut dapat dipandang sebagai ekspresi harapan dan penekanan doa secara fisik. Ini adalah bentuk ikhtiar batin yang mengiringi ikhtiar lahiriah. Ini serupa dengan praktik berdoa sambil mengusap wajah setelah doa, bukan bagian wajib dari doa itu sendiri, tetapi merupakan bentuk adab dan pengharapan akan keberkahan. Oleh karena itu, amalan ini masuk dalam kategori amalan setelah bersetubuh dalam Islam yang bersifat mubah (diperbolehkan) dan bahkan dianjurkan jika diniatkan sebagai doa dan tawakal kepada Allah.
Doa-Doa Pilihan dan Bacaannya
Berikut adalah beberapa doa yang bisa diamalkan sebagai doa setelah berhubungan badan atau doa malam jima yang berfokus pada permohonan keturunan. Doa-doa ini diambil dari Al-Qur'an dan sunnah, serta doa-doa yang dianjurkan oleh para ulama:
1. Doa Nabi Zakariya AS Memohon Keturunan
Doa ini diabadikan dalam Al-Qur'an, menunjukkan betapa Nabi Zakariya yang sudah tua dan istrinya mandul, tetap gigih memohon keturunan kepada Allah:
"Rabbi hab lī min ladunka dzurriyyatan ṭayyibatan, innaka samī'ud-du'ā'."
Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali Imran: 38)
2. Doa Rabbana Hab Lana Min Azwajina
Doa ini adalah doa yang sering dibaca oleh pasangan suami istri dalam shalat atau di waktu-waktu mustajab lainnya, memohon keturunan yang menjadi penyejuk mata:
"Rabbanā hab lanā min azwājinā wa dzurriyyātinā qurrata a'yunin waj'alnā lil-muttaqīna imāmā."
Artinya: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74)
3. Doa Setelah Jimak (yang disarankan sebagian ulama)
Meskipun bukan hadits spesifik, sebagian ulama menganjurkan doa umum setelah jimak dengan niat memohon keberkahan dan keturunan:
"Allahummaj'al nuthfatana dzurriyyatan thayyibatan mubarokah."
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah nutfah (air mani) kami ini keturunan yang baik lagi diberkahi."
Atau bisa juga dengan doa yang lebih sederhana, memohon langsung kepada Allah:
"Allahummarzuqnii waladan shoolihan."
Artinya: "Ya Allah, karuniakanlah kepadaku anak yang shalih."
Doa-doa ini bisa diucapkan oleh suami maupun istri, secara bersama-sama atau sendiri-sendiri, dengan penuh penghayatan dan keyakinan.
Tata Cara Elus Perut dan Waktu yang Mustajab
Meskipun tidak ada tata cara spesifik yang baku dari sunnah Nabi SAW untuk cara elus perut agar cepat hamil setelah berhubungan, praktik ini dapat dilakukan sebagai bagian dari doa dan ikhtiar spiritual. Berikut adalah panduan yang bisa diikuti, berdasarkan anjuran umum dalam berdoa dan etika dalam berinteraksi dengan tubuh:
Tata Cara Elus Perut:
- Segera Setelah Berhubungan: Setelah selesai berhubungan intim, pasangan suami istri dapat tetap berada dalam posisi nyaman.
- Suami Mengelus Perut Istri: Suami dapat meletakkan tangan kanannya di perut bagian bawah istrinya (sekitar rahim), dengan niat mengelus dan mendoakan.
- Istri Mengelus Perut Sendiri: Istri juga bisa mengelus perutnya sendiri sambil memanjatkan doa.
- Niatkan dengan Sungguh-sungguh: Saat mengelus, niatkan dalam hati bahwa sentuhan itu adalah wujud permohonan kepada Allah agar menumbuhkan embrio di rahim dengan izin-Nya.
- Baca Doa: Bacalah doa-doa yang telah disebutkan di atas, seperti doa Nabi Zakariya, doa Rabbana Hab Lana, atau doa memohon keturunan lainnya. Baca dengan khusyuk, pelan, dan penuh pengharapan.
- Sertai dengan Shalawat: Awali dan akhiri doa dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW untuk menambah keberkahan doa.
- Istighfar: Perbanyak istighfar (mohon ampun) kepada Allah, karena dosa dapat menghalangi terkabulnya doa.
Waktu Mustajab Berdoa Setelah Hubungan Intim:
Meskipun kapan saja doa bisa dipanjatkan, ada beberapa waktu mustajab berdoa setelah hubungan intim yang sangat dianjurkan dalam Islam:
- Sesaat Setelah Berhubungan: Ini adalah waktu yang paling relevan dengan amalan ini, di mana doa dipanjatkan langsung setelah terjadinya proses pertemuan benih.
- Sepertiga Malam Terakhir: Ini adalah waktu paling utama untuk berdoa, di mana Allah turun ke langit dunia dan bertanya siapa yang berdoa akan Dia kabulkan. Setelah berhubungan di malam hari, alangkah baiknya jika suami istri melanjutkan dengan shalat tahajjud dan memanjatkan doa keturunan.
- Antara Azan dan Iqamah: Doa yang dipanjatkan di antara azan dan iqamah tidak akan ditolak.
- Saat Sujud dalam Shalat: Berdoa saat sujud adalah salah satu momen terdekat seorang hamba dengan Tuhannya.
- Hari Jumat: Terutama di waktu-waktu tertentu seperti setelah Ashar hingga Maghrib (khilafiyah di kalangan ulama, namun banyak yang menganjurkan).
- Saat Berpuasa: Doa orang yang berpuasa termasuk doa yang mustajab.
Mengamalkan doa elus perut setelah berhubungan pada waktu-waktu mustajab ini akan semakin memperbesar kemungkinan doa dikabulkan, tentunya dengan izin dan kehendak Allah SWT.
Niat & Harapan Pasangan Agar Diberi Keturunan
Inti dari doa elus perut setelah berhubungan dan semua ikhtiar spiritual untuk mendapatkan keturunan adalah niat dan harapan yang tulus. Niatkan bahwa hubungan suami istri adalah ibadah, dan permohonan keturunan adalah wujud ketaatan kepada Allah serta harapan untuk melestarikan agama-Nya melalui generasi penerus yang shalih dan shalihah.
- Niatkan karena Allah: Segala upaya, baik medis maupun spiritual, harus diniatkan semata-mata karena Allah, bukan karena ambisi dunia semata.
- Harapan untuk Anak yang Shalih/Shalihah: Bukan hanya sekadar mendapatkan anak, namun berharap mendapatkan anak yang beriman, bertakwa, berbakti kepada orang tua, dan menjadi penyejuk mata dunia akhirat.
- Keyakinan Penuh (Husnudzon): Yakinlah bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Mendengar setiap doa hamba-Nya. Jauhkan prasangka buruk atau keputusasaan.
- Bersabar dan Tawakal: Proses mendapatkan keturunan bisa jadi panjang dan penuh ujian. Kesabaran dan tawakal (menyerahkan segala hasil kepada Allah setelah berikhtiar maksimal) adalah kunci.
- Evaluasi Diri: Ajak pasangan untuk selalu introspeksi diri, memperbaiki ibadah, dan menjauhi maksiat, karena keberkahan seringkali datang dari ketaatan.
Tips Spiritual: Selain doa langsung, perbanyaklah sedekah, membaca Al-Qur'an, dan beristighfar. Amalan-amalan ini dapat membuka pintu rezeki dan keberkahan dari Allah SWT, termasuk rezeki anak.
Adab dan Etika Setelah Hubungan Suami Istri
Dalam Islam, setiap aspek kehidupan diatur dengan adab dan etika yang mulia, termasuk setelah berhubungan suami istri. Ini adalah bagian dari bacaan setelah berhubungan suami istri dan amalan yang menyempurnakan ibadah jimak:
- Berdoa: Sebagaimana dibahas, memanjatkan doa setelah berhubungan adalah amalan yang sangat dianjurkan.
- Berpisah Sebentar: Dianjurkan bagi suami istri untuk tidak langsung tidur atau melakukan aktivitas lain setelah jimak, kecuali setelah buang air kecil atau berwudhu terlebih dahulu. Ini untuk membersihkan sisa-sisa air mani dan menghindari waswas atau najis.
- Mandi Junub (Mandi Wajib): Ini adalah kewajiban yang harus segera ditunaikan sebelum melakukan ibadah lain seperti shalat atau membaca Al-Qur'an. Mandi junub menyucikan diri dari hadats besar. Jika tidak memungkinkan langsung mandi junub, disunnahkan berwudhu terlebih dahulu.
- Tidak Menceritakan Rahasia Ranjang: Islam sangat melarang suami atau istri menceritakan detail atau rahasia hubungan intim mereka kepada orang lain, bahkan kepada sahabat terdekat sekalipun. Ini termasuk akhlak yang buruk dan dapat merusak kehormatan.
- Menjaga Privasi: Jaga selalu privasi dan kehormatan dalam rumah tangga. Hubungan suami istri adalah urusan sakral antara dua insan yang terikat pernikahan yang sah.
Tips Menjaga Kehamilan dan Spiritualitas Setelah Berhubungan
Setelah mengamalkan doa elus perut setelah berhubungan dan berbagai ikhtiar, langkah selanjutnya adalah menjaga dan merawat karunia yang mungkin akan diberikan Allah. Jika kehamilan telah terjadi, atau bahkan saat masih dalam fase menanti, penting untuk menjaga aspek fisik dan spiritual:
- Jaga Kesehatan Fisik:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang.
- Istirahat cukup.
- Hindari stres berlebihan.
- Rutin memeriksakan diri ke dokter atau bidan (bagi yang sedang hamil).
- Hindari kebiasaan buruk seperti merokok atau minum alkohol.
- Jaga Kesehatan Mental dan Emosional:
- Dukungan suami kepada istri sangat penting.
- Saling menguatkan dan bersabar dalam menanti atau menghadapi masa kehamilan.
- Hindari pikiran negatif dan fokus pada hal-hal positif.
- Tingkatkan Spiritualitas:
- Perbanyak ibadah sunnah (shalat Dhuha, Tahajjud).
- Rutin membaca Al-Qur'an dan merenungi maknanya.
- Berzikir dan berdoa setiap saat, memohon keberkahan untuk janin (jika sudah hamil) atau untuk segera mendapatkan keturunan.
- Perbanyak shalawat.
- Bersedekah.
- Menjaga lisan dari ghibah dan perkataan yang tidak bermanfaat.
- Membaca Doa-doa Perlindungan:
- Bacalah ayat Kursi dan surah-surah perlindungan (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) secara rutin.
- Bagi ibu hamil, disarankan membaca surah Yusuf (untuk anak tampan/cantik dan mulia) dan surah Maryam (untuk anak shalih/shalihah). Ini adalah amalan yang populer, meskipun tidak ada dalil khusus yang mengikat, namun niat baik untuk kebaikan anak adalah berpahala.
Dengan menjaga aspek fisik dan spiritual, kita menunjukkan keseriusan dalam ikhtiar dan tawakal kepada Allah. Ingatlah bahwa Allah akan memberikan karunia-Nya pada waktu yang paling tepat dan dengan cara yang terbaik menurut-Nya.
Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari
Dalam mengamalkan doa elus perut setelah berhubungan dan ikhtiar mendapatkan keturunan, ada beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari agar amalan tetap sesuai syariat dan tidak mengarah pada kesyirikan atau kekecewaan:
- Menganggap Doa Sebagai Jaminan Mutlak: Doa adalah ikhtiar spiritual, bukan "mantra" yang secara otomatis mengabulkan keinginan. Hasil akhirnya sepenuhnya bergantung pada kehendak Allah. Keyakinan seperti ini dapat menyebabkan frustrasi jika harapan tidak sesuai kenyataan.
- Kesyirikan atau Khurafat: Menyakini bahwa elusan atau doa tertentu memiliki kekuatan intrinsik di luar kehendak Allah. Hindari pula percaya pada praktik-praktik perdukunan, jimat, atau hal-hal yang tidak diajarkan dalam Islam. Fokuslah pada tauhid dan tawakal kepada Allah semata.
- Meninggalkan Ikhtiar Medis: Doa tidak menggantikan ikhtiar medis. Jika ada masalah kesuburan, konsultasi dengan dokter adalah bagian dari ikhtiar lahiriah yang wajib dilakukan.
- Berputus Asa dari Rahmat Allah: Ketika doa belum terkabul, jangan pernah berputus asa. Putus asa adalah dosa besar. Teruslah berdoa, bersabar, dan perbaiki diri.
- Berlebihan dalam Ekspektasi: Setiap rezeki, termasuk anak, adalah kehendak Allah. Terkadang ada pasangan yang diuji dengan belum hadirnya keturunan, dan itu adalah bagian dari takdir Allah. Menerima takdir dengan ikhlas adalah wujud keimanan.
- Terlalu Fokus pada "Teknik" daripada "Hati": Prioritaskan kekhusyukan, keikhlasan, dan niat yang benar dalam berdoa, daripada sekadar mengikuti tata cara fisik "elus perut" tanpa penghayatan.
Penutup dan Kesimpulan
Perjalanan menanti kehadiran buah hati adalah sebuah ujian kesabaran, keimanan, dan ketaatan bagi pasangan suami istri. Dalam Islam, setiap usaha, baik lahiriah maupun batiniah, harus diiringi dengan doa dan tawakal kepada Allah SWT. Amalan doa elus perut setelah berhubungan adalah salah satu bentuk ikhtiar spiritual yang dapat dilakukan oleh pasangan Muslim. Meskipun tidak ada dalil spesifik yang secara eksplisit menyebutkan praktik mengelus perut sebagai sunnah, prinsip umum tentang pentingnya berdoa, memohon keturunan, dan melibatkan Allah dalam setiap urusan adalah hal yang sangat dianjurkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
Dengan mengamalkan doa-doa yang shahih, memahami adab setelah berhubungan, serta menjaga spiritualitas dan kesehatan, pasangan suami istri menunjukkan kesungguhan mereka dalam menggapai anugerah terindah dari Allah. Ingatlah, bahwa doa adalah kekuatan tersembunyi seorang mukmin. Dengan niat yang tulus, keyakinan penuh, dan kepasrahan total kepada kehendak-Nya, insya Allah setiap permohonan akan didengar dan dikabulkan pada waktu yang terbaik. Teruslah berikhtiar, berdoa, dan tawakal, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan doa hamba-Nya yang beriman. Semoga artikel ini memberikan panduan dan inspirasi bagi Anda yang sedang menanti anugerah keturunan, dan semakin menguatkan keyakinan dalam mengamalkan doa elus perut setelah berhubungan dengan penuh keberkahan.