Pendahuluan
Shalat sunnah rawatib merupakan salah satu amalan istimewa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Shalat ini dilakukan sebagai pelengkap (penjaga) bagi shalat fardhu yang lima waktu. Namun, meskipun banyak keutamaan yang dijanjikan, sebagian besar umat Muslim sering kali lupa atau bahkan tidak tahu bagaimana niat shalat sunnah rawatib yang benar. Padahal, niat yang tepat menjadi syarat utama sahnya ibadah. Artikel ini akan mengulas secara informatif dan deskriptif tentang niat shalat sunnah rawatib, keutamaannya, waktu pelaksanaannya, hingga tips agar rutin menjalankannya.
Apa Itu Shalat Sunnah Rawatib?
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat wajib. Shalat ini terbagi menjadi dua jenis: qabla (sebelum shalat wajib) dan ba’da (setelah shalat wajib).
Jumlah Shalat Rawatib yang Dianjurkan:
- Dua rakaat sebelum Subuh
- Dua atau empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya
- Dua rakaat sesudah Maghrib
- Dua rakaat sesudah Isya
Jika ditotal, jumlah maksimalnya adalah 12 rakaat setiap hari.
Dasar Anjuran:
Rasulullah SAW bersabda:
> "Barangsiapa yang rutin melakukan shalat sunnah rawatib 12 rakaat setiap hari, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga."
(HR. Muslim)
Pentingnya Niat dalam Shalat Sunnah Rawatib
Dalam Islam, niat merupakan fondasi utama setiap ibadah, termasuk dalam pelaksanaan shalat sunnah rawatib. Tanpa niat yang benar dan ikhlas karena Allah SWT, maka shalat yang kita lakukan tidak akan sah, meskipun gerakan dan bacaannya sudah sempurna. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW:
> “Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya...”
(HR. Bukhari dan Muslim)
1. Niat adalah Penentu Tujuan Ibadah
Niat menunjukkan tujuan dan kesadaran kita dalam melaksanakan suatu ibadah. Dalam konteks shalat sunnah rawatib, niat membedakan antara shalat sunnah qabliyah, ba’diyah, ataupun shalat sunnah lainnya seperti dhuha atau tahajud. Maka dari itu, menyusun niat dalam hati sebelum shalat adalah langkah pertama untuk memastikan ibadah kita terarah dengan benar.
2. Cukup Dilafalkan dalam Hati
Secara hukum fiqih, niat tidak harus dilafalkan secara lisan, cukup dalam hati dengan penuh kesadaran. Namun, sebagian ulama membolehkan melafalkannya secara lisan sebagai sarana untuk membantu menghadirkan kekhusyukan, terutama bagi mereka yang masih belajar atau sering ragu dalam niat.
Contoh niat dalam hati:
*“Saya niat shalat sunnah qabliyah Dzuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.”*
3. Spesifik Sesuai Jenis Shalat
Karena shalat sunnah rawatib memiliki waktu tertentu (sebelum atau sesudah shalat fardhu), niatnya pun harus disesuaikan dengan jenis dan waktunya. Misalnya:
Sebelum Subuh:
Usholli sunnatal fajri rok’ataini lillahi ta’ala.
Sebelum Dzuhur:
Usholli sunnatal dzuhri qabliyyatan rok’ataini lillahi ta’ala.
Sesudah Dzuhur:
Usholli sunnatal dzuhri ba’diyyatan rok’ataini lillahi ta’ala.
Sesudah Maghrib:
Usholli sunnatal maghribi ba’diyyatan rok’ataini lillahi ta’ala.
Sesudah Isya:
Usholli sunnatal isya’i ba’diyyatan rok’ataini lillahi ta’ala.
Dengan niat yang benar, ibadah menjadi sah dan berpahala. Sebaliknya, jika niatnya keliru atau tidak ada, maka ibadah menjadi sia-sia.
4. Niat Membentuk Kebiasaan Ibadah yang Konsisten
Ketika seseorang sudah terbiasa menata niat sebelum melaksanakan shalat, maka ia akan lebih mudah membentuk rutinitas ibadah yang konsisten. Setiap gerakan menjadi penuh makna, bukan sekadar rutinitas fisik, melainkan bentuk penghambaan kepada Allah.
5. Niat sebagai Cermin Keikhlasan
Allah hanya menerima amalan yang dilakukan dengan ikhlas karena-Nya, dan ikhlas itu bermula dari niat. Oleh sebab itu, niat yang kuat dan benar bisa menjadi pembeda antara ibadah yang diterima atau tertolak.
Waktu Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah rawatib dikerjakan sebagai pelengkap dari shalat fardhu lima waktu, yang dibagi menjadi dua jenis: qabliyah (sebelum shalat wajib) dan ba’diyah (setelah shalat wajib). Masing-masing memiliki waktu pelaksanaan yang telah ditentukan, dan untuk mendapatkan pahala yang sempurna, waktu ini harus diperhatikan dengan baik.
1. Shalat Sunnah Qabliyah Subuh
Dilakukan sebelum shalat Subuh, sebanyak dua rakaat. Waktu pelaksanaannya dimulai sejak masuk waktu Subuh hingga sebelum iqamah dikumandangkan. Shalat ini sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW, bahkan dikatakan lebih baik dari dunia dan seisinya.
2. Shalat Sunnah Qabliyah Dzuhur
Dilaksanakan sebelum shalat Dzuhur, biasanya dua atau empat rakaat. Waktunya dimulai setelah adzan Dzuhur dikumandangkan hingga sebelum iqamah. Beberapa riwayat menyebutkan Rasulullah SAW biasa mengerjakannya dengan empat rakaat sebelum Dzuhur.
3. Shalat Sunnah Ba’diyah Dzuhur
Dikerjakan setelah shalat Dzuhur, sebanyak dua rakaat. Waktu pelaksanaannya adalah setelah selesai menunaikan shalat fardhu Dzuhur, dan dapat dilakukan selama belum masuk waktu shalat berikutnya (Ashar).
4. Shalat Sunnah Ba’diyah Maghrib
Dilaksanakan setelah shalat Maghrib, dua rakaat. Dikerjakan langsung setelah shalat Maghrib sebelum melakukan aktivitas lainnya, karena waktunya relatif singkat sebelum masuk waktu Isya.
5. Shalat Sunnah Ba’diyah Isya
Dikerjakan setelah shalat Isya, dua rakaat. Shalat ini bisa dilakukan kapan saja sepanjang malam, selama belum masuk waktu Subuh. Namun, sangat dianjurkan untuk dilakukan segera setelah Isya agar tidak terlupa.
Catatan Penting:
Shalat Ashar tidak memiliki shalat rawatib, baik qabliyah maupun ba’diyah. Hal ini karena waktu antara Ashar dan Maghrib termasuk waktu yang makruh untuk melaksanakan shalat sunnah, kecuali shalat yang memiliki sebab tertentu.
Dengan memahami waktu-waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib secara tepat, kita tidak hanya dapat meraih pahala yang besar, tetapi juga membiasakan diri untuk menjaga kedisiplinan dalam beribadah. Sebaiknya, lakukan shalat rawatib di awal waktu agar lebih ringan dan tidak tergesa-gesa, serta lebih maksimal dalam menghadirkan kekhusyukan.
Keutamaan dan Manfaat Menjalankan Shalat Sunnah Rawatib
Tidak hanya sebagai pelengkap shalat fardhu, rawatib memiliki banyak keutamaan yang luar biasa. Beberapa di antaranya adalah:
1. Menambal Kekurangan Shalat Fardhu
Tidak bisa dipungkiri, kita seringkali kurang khusyuk atau melakukan kekeliruan kecil saat shalat wajib. Shalat rawatib menjadi sarana penutup kekurangan tersebut.
2. Dijanjikan Rumah di Surga
Hadis dari Muslim menyebutkan bahwa orang yang rajin melakukan 12 rakaat rawatib akan dibangunkan rumah di surga.
3. Mendapat Perlindungan Allah
Melakukan shalat sunnah dengan rutin menjadikan seseorang lebih dekat dengan Allah, dan hidupnya lebih tenang dan terarah.
4. Melatih Disiplin dan Konsistensi Ibadah
Dengan menjadwalkan shalat rawatib setiap hari, kita terbiasa dengan pola ibadah yang konsisten dan disiplin.
Tips Agar Konsisten Menjalankan Shalat Rawatib
Meskipun terdengar mudah, konsistensi adalah tantangan utama dalam melaksanakan shalat sunnah rawatib. Berikut beberapa tips agar lebih semangat dan tidak lalai:
✅ Pasang Niat yang Kuat
Ingatlah keutamaan dan pahala besar yang menanti. Jadikan motivasi spiritual sebagai bahan bakar semangat.
✅ Gunakan Pengingat (Alarm atau Aplikasi Islami)
Aplikasi seperti Muslim Pro atau Umma bisa membantu mengingatkan waktu shalat dan jadwal rawatib.
✅ Shalat di Awal Waktu
Dengan melaksanakan shalat fardhu tepat waktu, maka kita punya lebih banyak peluang untuk mengerjakan rawatib tanpa terburu-buru.
✅ Bangun Suasana Spiritual di Rumah
Ajak anggota keluarga untuk ikut serta. Jika lingkungan sekitar mendukung, ibadah terasa lebih ringan.
✅ Catat dan Evaluasi Harian
Gunakan jurnal atau checklist pribadi untuk memantau shalat sunnah yang sudah dilakukan setiap hari.
Kesimpulan: Niat Kecil, Dampak Besar
Meskipun hanya sunnah, shalat rawatib membawa dampak besar bagi kehidupan spiritual seorang Muslim. Dimulai dari niat yang benar, hingga pelaksanaannya yang konsisten, shalat ini bukan sekadar ibadah tambahan, tapi bentuk cinta dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan memahami niat shalat sunnah rawatib dan waktu-waktu pelaksanaannya, kita telah selangkah lebih dekat menuju kehidupan yang lebih berkah, tertata, dan penuh pahala.
💬 Sudahkah kamu berniat melaksanakan shalat rawatib hari ini?
Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya kepada sahabat atau keluargamu. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang istiqomah dalam ibadah, Aamiin.