Tata Cara Sholat Idul Adha 2025 Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sahabat Muslim yang Budiman! Menguasai Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah adalah dambaan setiap Muslim yang ingin menyempurnakan ibadahnya di hari yang mulia ini. Idul Adha, yang sering kita sebut Hari Raya Kurban atau Hari Raya Haji, bukan hanya tentang menyembelih hewan kurban, tetapi juga tentang puncak ibadah sholat Id yang menjadi pembuka rangkaian syiar Islam. Bagi sebagian dari kita, mungkin ada rasa canggung atau bahkan bingung bagaimana sih sebenarnya sholat Idul Adha itu? Apakah ada perbedaan signifikan dengan sholat wajib sehari-hari? Jangan khawatir! Artikel ini hadir sebagai panduan komprehensif yang dirancang khusus untuk Anda, para pemula dalam beragama, agar mudah memahami, mempraktikkan, dan akhirnya merasakan kekhusyukan sholat Idul Adha. Kami akan mengupas tuntas setiap langkah, mulai dari persiapan hingga salam, lengkap dengan bacaan-bacaan penting dan waktu pelaksanaannya yang tepat sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Semoga artikel ini bisa menjadi teman setia Anda dalam beribadah di hari yang penuh berkah ini, memudahkan Anda yang baru belajar agama untuk suka membaca dan mempraktikkan langkah-langkahnya.
Memahami Hari Raya Idul Adha dan Keistimewaannya: Lebih dari Sekadar Perayaan Setahun Sekali
Sebelum kita menyelami lebih jauh tentang Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu Idul Adha dan mengapa hari ini begitu istimewa bagi umat Muslim. Idul Adha, yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya dalam kalender Hijriyah, merepresentasikan dua pilar utama ibadah yang dilaksanakan pada hari ini: sholat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban. Selain itu, perayaan Idul Adha ini juga bertepatan dengan puncak ibadah haji, di mana jutaan umat Muslim dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci, Arafah, Muzdalifah, dan Mina, untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ini adalah momen sakral yang menyatukan hati umat dari berbagai penjuru bumi dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Idul Adha adalah momentum refleksi atas pengorbanan dan ketaatan luar biasa dari keluarga Nabi Ibrahim AS. Kisah ini bermula ketika Nabi Ibrahim menerima wahyu dalam mimpinya untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail AS, sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah SWT. Sebuah perintah yang begitu berat bagi seorang ayah yang telah lama menanti kehadiran seorang putra, namun dengan keimanan yang teguh, beliau bersedia melaksanakannya. Nabi Ismail AS, dengan keimanannya yang tak kalah kuat, pun menyerahkan diri dengan penuh ketaatan kepada takdir Allah. Namun, di saat-saat kritis menjelang penyembelihan, Allah SWT dengan kasih sayang-Nya dan sebagai bukti kebesaran-Nya, menggantinya dengan seekor domba yang besar. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi dasar syariat ibadah kurban bagi umat Muslim.
Kisah ini mengajarkan kita banyak hal penting yang relevan hingga kini:
- Ketaatan Mutlak: Bagaimana Nabi Ibrahim dan Ismail menunjukkan ketaatan tanpa batas kepada perintah Allah, meskipun itu berarti pengorbanan yang paling berharga bagi mereka. Ini adalah pelajaran tentang pasrah total kepada kehendak Ilahi.
- Keikhlasan: Bahwa setiap tindakan ibadah harus dilandasi dengan keikhlasan semata-mata mencari ridha Allah, bukan pujian manusia atau kepentingan duniawi. Niat yang murni adalah kunci diterimanya amal.
- Kasih Sayang Allah: Bahwa Allah tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang taat. Justru, Dia akan mengganti dengan yang lebih baik atau memberikan jalan keluar yang tak terduga dari kesulitan, sebagaimana Ismail diganti dengan seekor domba. Ini adalah bukti bahwa setiap pengorbanan di jalan-Nya akan berbuah manis.
- Solidaritas Sosial: Ibadah kurban juga mengajarkan kita untuk berbagi rezeki dengan sesama, terutama yang kurang mampu. Daging kurban yang dibagikan menjadi simbol kepedulian dan kebersamaan antarumat Muslim, mempererat tali persaudaraan.
Oleh karena itu, sholat Idul Adha bukan hanya sekadar ritual tahunan yang kita lewatkan begitu saja. Lebih dari itu, ia adalah sebuah ungkapan syukur atas nikmat iman dan Islam, pengagungan atas kebesaran Allah SWT, serta permohonan ampunan atas segala khilaf dan dosa. Ia adalah pengingat akan nilai-nilai pengorbanan, kepedulian, dan ketaatan yang harus senantiasa kita semai dalam kehidupan sehari-hari. Melalui sholat ini, kita menyatukan hati dan jiwa, bersama-sama mengagungkan Asma-Nya, dan memperkokoh ukhuwah Islamiyah, sebuah momen yang sangat berharga untuk pembersihan diri dan peningkatan spiritual.
Mengapa Sholat Idul Adha Sangat Penting dan Solusi bagi Anda yang Bingung?
Anda mungkin bertanya, "Seberapa pentingkah sholat Idul Adha ini? Bukankah hanya setahun sekali dan bukan sholat wajib?" Jawabannya, sholat Idul Adha sangat penting dan memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam! Sholat Idul Adha adalah salah satu sholat sunnah muakkad, artinya sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW sendiri selalu melaksanakannya dan memerintahkan umatnya untuk menghadirinya, bahkan kaum wanita sekalipun, menunjukkan betapa besar keutamaan sholat ini. Kehadiran kita dalam sholat ini menunjukkan syiar Islam yang kokoh, mempererat tali silaturahmi antar sesama Muslim, dan menjadi awal dari rangkaian ibadah kurban yang penuh berkah.
Di era informasi yang melimpah, seringkali kita justru merasa bingung dengan berbagai versi informasi mengenai tata cara sholat. Bagi Anda yang selama ini merasa canggung, sulit memahami langkah demi langkah sholat Idul Adha, atau bahkan merasa belum pernah melakukannya sama sekali, artikel ini adalah solusi tuntasnya! Kami akan menyajikan panduan yang sederhana, terstruktur, dan dilengkapi dengan detail bacaan yang mudah diikuti. Ibarat resep masakan, kami akan memberikan "bahan-bahan" (bacaan) dan "langkah-langkah" (gerakan) secara berurutan dan jelas, seperti panduan memasak yang paling mudah diikuti. Kami juga akan menyertakan teks Arab, Latin, dan terjemahannya agar Anda bisa menghafal dan memahami maknanya secara perlahan. Jadi, tak ada lagi alasan untuk tidak melaksanakan sholat Idul Adha dengan sempurna sesuai sunnah, dan merayakan Hari Raya Kurban dengan hati yang lebih tenang dan khusyuk.
Persiapan Sebelum Melaksanakan Sholat Idul Adha: Kunci Kekhusyukan dan Keberkahan yang Tidak Boleh Terlewatkan
Sebelum melangkah ke tata cara sholat yang detail, ada baiknya kita persiapkan diri terlebih dahulu. Persiapan yang matang akan membantu kita lebih khusyuk, nyaman, dan siap secara mental maupun fisik saat beribadah. Anggaplah ini sebagai "pemanasan" agar ibadah kita optimal dan berjalan lancar dari awal hingga akhir:
- Mandi Sunnah (Ghusl): Sunnah yang sangat dianjurkan sebelum berangkat sholat Id adalah mandi besar (ghusl), serupa dengan mandi junub. Niatnya adalah mandi sunnah Idul Adha. Anda bisa berniat dalam hati: "Aku niat mandi sunnah Idul Adha karena Allah Ta'ala." Mandi ini memiliki hikmah membersihkan diri secara fisik dari hadas dan kotoran, serta secara spiritual dari kotoran hati dan pikiran yang tidak penting. Dengan membersihkan diri, kita mempersiapkan diri dalam kondisi paling suci untuk menghadap Allah SWT di hari yang suci ini. Kesegaran setelah mandi juga membantu meningkatkan fokus, semangat, dan konsentrasi dalam beribadah, sehingga kita bisa sholat dengan lebih tenang dan nyaman.
- Memakai Pakaian Terbaik, Bersih, dan Wangi-wangian: Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memakai pakaian terbaik yang dimiliki, bersih, rapi, dan sopan. Ini tidak harus pakaian baru, yang penting bersih dan pantas digunakan untuk beribadah. Bagi laki-laki, sangat disunnahkan memakai wangi-wangian (parfum non-alkohol) untuk menambah kesempurnaan penampilan. Hikmah di balik anjuran ini adalah bentuk penghormatan kita kepada hari raya dan kepada Allah SWT, Dzat yang akan kita hadapi dalam sholat. Berpakaian rapi juga mencerminkan kegembiraan dan kebahagiaan kita menyambut hari kemenangan ini, sekaligus menciptakan suasana yang lebih khusyuk dan hormat saat berkumpul bersama umat Muslim lainnya.
- Makan Sebelum Sholat (Tidak Sunnah untuk Idul Adha): Ini adalah perbedaan penting antara Idul Adha dan Idul Fitri. Pada Idul Fitri, disunnahkan makan terlebih dahulu sebelum sholat sebagai tanda berakhirnya puasa Ramadhan dan merayakan kemenangan. Namun, pada Idul Adha, justru disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu, melainkan menunggu hingga selesai sholat. Akan lebih baik lagi jika sarapan pertama kita di hari itu adalah dari daging kurban yang disembelih. Hikmahnya, selain mengikuti sunnah Nabi, juga untuk menunjukkan bahwa rezeki dari Allah (melalui kurban) akan datang setelah kita menunaikan kewajiban sholat, sebagai tanda syukur atas karunia-Nya. Ini juga merupakan pembeda yang unik dari Idul Fitri.
- Jalan Kaki dan Berangkat Lebih Awal: Disunnahkan untuk berangkat ke tempat sholat (masjid atau lapangan) dengan berjalan kaki, jika kondisi dan jarak memungkinkan. Selain itu, sangat dianjurkan untuk mengambil jalan yang berbeda saat pergi dan pulang. Hikmahnya adalah agar lebih banyak jejak kaki yang menjadi saksi kebaikan kita di Hari Kiamat, dan juga untuk menyapa lebih banyak saudara Muslim, mempererat tali silaturahmi. Berangkatlah lebih awal agar Anda bisa mendapatkan shaf terdepan, yang pahalanya lebih besar, dan Anda tidak terburu-buru dalam mempersiapkan diri, sehingga bisa lebih tenang dalam menunaikan sholat dan mendapatkan posisi yang nyaman.
- Mengumandangkan Takbir: Sejak malam takbiran (malam 10 Dzulhijjah) hingga sholat Idul Adha dimulai, disunnahkan untuk memperbanyak takbir, tahlil, dan tahmid. Anda bisa mengumandangkannya saat berjalan menuju tempat sholat atau saat menunggu sholat dimulai. Suasana takbir ini menambah semarak dan keberkahan hari raya, serta menjadi pengingat akan keagungan Allah SWT. Lafal takbir yang umum adalah: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallaahu wallahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd." Mengumandangkan takbir ini juga membangun suasana spiritual yang kuat, mempersiapkan hati kita untuk menyambut ibadah besar.
Baca Juga: Waktu penyembelihan hewan kurban adalah tanggal 10 Dzulhijjah sampai
Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah: Panduan Langkah Demi Langkah yang Mudah Diikuti
Inilah inti dari pembahasan kita, bagian yang paling ditunggu-tunggu! Mari kita telaah satu per satu, setiap gerakan dan bacaan dalam sholat Idul Adha, agar Anda bisa mempraktikkannya dengan benar dan mantap. Ingat, sholat Idul Adha terdiri dari dua rakaat, dengan beberapa takbir tambahan yang menjadi ciri khasnya. Mari kita mulai!
Rakaat Pertama
-
Niat Sholat Idul Adha
Posisi: Berdiri tegak menghadap kiblat, hati fokus berniat. Niat adalah kunci diterimanya ibadah.
Bacaan Niat (dilafalkan pelan dalam hati atau secara lisan):
Untuk Imam:
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الْاَضْحٰى رَكْعَتَيْنِ اِمَامًا لِلّٰهِ تَعَالٰى
"Ushalli sunnatan li ‘Idil Adha rak‘ataini imaaman lillaahi ta‘aalaa."
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala."
Untuk Makmum:
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الْاَضْحٰى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالٰى
"Ushalli sunnatan li ‘Idil Adha rak‘ataini ma’muuman lillaahi ta‘aalaa."
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
Untuk Sendiri:
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الْاَضْحٰى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالٰى
"Ushalli sunnatan li ‘Idil Adha rak‘ataini lillaahi ta‘aalaa."
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta’ala."
-
Takbiratul Ihram
Posisi: Mengangkat kedua tangan sejajar telinga (bagi laki-laki) atau sejajar bahu (bagi wanita), sambil mengucapkan:
اَللهُ اَكْبَرُ
"Allahu Akbar"
Catatan: Setelah takbiratul ihram, letakkan tangan di dada (posisi bersedekap). Ini adalah takbir pembuka sholat yang menandakan dimulainya ibadah. Dengan takbir ini, kita secara resmi masuk ke dalam sholat, meninggalkan segala urusan duniawi. -
Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
Posisi: Setelah takbiratul ihram dan bersedekap.
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.
"Allaahu Akbaru kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa wa subhaanallaahi bukrataw wa’ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin."
Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah baik waktu pagi maupun petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepasrahan atau tunduk, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
-
Takbir Tambahan (7 Kali di Rakaat Pertama)
Posisi: Setelah membaca doa iftitah, angkat tangan kembali seperti takbiratul ihram (takbir biasa) dan mengucapkan "اَللهُ اَكْبَرُ" sebanyak 7 kali.
Bacaan di antara setiap takbir:
سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ
"Subhaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar."
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."
Catatan: Di antara setiap takbir tambahan, disunnahkan untuk membaca tasbih di atas. Setelah takbir ke-7, letakkan kembali tangan di dada. Takbir-takbir ini adalah ciri khas sholat Id yang membedakannya dari sholat lainnya. -
Membaca Surat Al-Fatihah
Posisi: Berdiri tegak.
Bacaan: Membaca Surat Al-Fatihah secara lengkap, dimulai dari "Bismillahirrahmanirrahim" hingga "Aamiin." (Wajib dibaca di setiap rakaat).
-
Membaca Surat Pendek (Sunnah)
Posisi: Setelah Al-Fatihah.
Bacaan: Disunnahkan membaca surat-surat yang dianjurkan seperti Surat Qaf atau Surat Al-A'laa (yang diawali dengan "Sabbihisma Rabbikal A'laa"). Namun, boleh juga surat pendek lainnya yang Anda hafal, seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Naas.
-
Ruku'
Posisi: Membungkuk, punggung lurus, pandangan ke tempat sujud, kedua tangan memegang lutut. Pastikan punggung membentuk garis lurus dengan leher.
Bacaan:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
"Subhaana Rabbiyal ‘Azhiimi wa bihamdih" sebanyak 3 kali.
Artinya: "Maha Suci Rabbku yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."
-
I’tidal
Posisi: Bangkit dari ruku' ke posisi berdiri tegak, dengan tangan lurus di samping badan.
Bacaan:
Saat bangkit:
سَمِعَ اللّٰهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
"Sami’allaahu liman hamidah"
Artinya: "Allah mendengar orang yang memuji-Nya."
Saat berdiri tegak:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمٰوَاتِ وَمِلْءُ الْاَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
"Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawaati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du."
Artinya: "Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit, sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu."
-
Sujud Pertama
Posisi: Menurunkan diri dari posisi i’tidal, meletakkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung-ujung jari kaki di lantai. Pastikan tujuh anggota tubuh ini menyentuh lantai.
Bacaan:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْاَعْلٰى وَبِحَمْدِهِ
"Subhaana Rabbiyal A’laa wa bihamdih" sebanyak 3 kali.
Artinya: "Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."
-
Duduk di Antara Dua Sujud
Posisi: Bangkit dari sujud pertama, duduk tegak, telapak kaki kiri dihamparkan untuk diduduki, telapak kaki kanan ditegakkan, jari-jari kaki kanan menghadap kiblat, kedua tangan di atas paha.
Bacaan:
رَبِّ اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْفَعْنِى وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى
"Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii."
Artinya: "Ya Rabbku, ampunilah aku, sayangilah aku, tutuplah aib-aibku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."
-
Sujud Kedua
Posisi: Kembali ke posisi sujud, sama seperti sujud pertama.
Bacaan: Sama seperti sujud pertama:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْاَعْلٰى وَبِحَمْدِهِ
"Subhaana Rabbiyal A’laa wa bihamdih" sebanyak 3 kali.
-
Bangkit untuk Rakaat Kedua
Posisi: Bangkit dari sujud kedua ke posisi berdiri untuk rakaat kedua. Disunnahkan duduk istirahat sejenak (duduk iftirasy) sebelum berdiri sempurna, untuk mengumpulkan tenaga.
Rakaat Kedua
-
Takbir Tambahan (5 Kali di Rakaat Kedua)
Posisi: Setelah berdiri sempurna, angkat tangan kembali seperti takbiratul ihram dan mengucapkan "اَللهُ اَكْبَرُ" sebanyak 5 kali.
Bacaan di antara setiap takbir:
سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ
"Subhaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar."
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."
Catatan: Setelah takbir ke-5, letakkan kembali tangan di dada. Ini adalah takbir yang lebih sedikit dibanding rakaat pertama. -
Membaca Surat Al-Fatihah
Posisi: Berdiri tegak.
Bacaan: Membaca Surat Al-Fatihah secara lengkap.
-
Membaca Surat Pendek (Sunnah)
Posisi: Setelah Al-Fatihah.
Bacaan: Disunnahkan membaca surat-surat seperti Surat Al-Ghashiyah (diawali dengan "Hal ataaka hadiitsul ghaasyiyah") atau Surat Asy-Syams (diawali dengan "Wasy-syamsi wa dhuhaahaa"). Boleh juga surat pendek lainnya yang Anda hafal.
-
Ruku'
Posisi: Sama seperti di rakaat pertama.
Bacaan:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
"Subhaana Rabbiyal ‘Azhiimi wa bihamdih" sebanyak 3 kali.
-
I’tidal
Posisi: Sama seperti di rakaat pertama.
Bacaan: "سَمِعَ اللّٰهُ لِمَنْ حَمِدَهُ" (Sami’allaahu liman hamidah) diikuti "رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ ..."
-
Sujud Pertama
Posisi: Sama seperti di rakaat pertama.
Bacaan:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْاَعْلٰى وَبِحَمْدِهِ
"Subhaana Rabbiyal A’laa wa bihamdih" sebanyak 3 kali.
-
Duduk di Antara Dua Sujud
Posisi: Sama seperti di rakaat pertama.
Bacaan: "رَبِّ اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى ..."
-
Sujud Kedua
Posisi: Sama seperti di rakaat pertama.
Bacaan:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْاَعْلٰى وَبِحَمْدِهِ
"Subhaana Rabbiyal A’laa wa bihamdih" sebanyak 3 kali.
-
Duduk Tahiyat Akhir
Posisi: Setelah sujud kedua, duduk tahiyat akhir. Telapak kaki kiri dihamparkan untuk diduduki, telapak kaki kanan ditegakkan, jari-jari kaki kanan menghadap kiblat, tangan kanan mengepal dengan telunjuk menunjuk ke depan (jari tengah, manis, kelingking dilipat ke telapak tangan, ibu jari melingkari jari telunjuk), tangan kiri di atas paha kiri.
Bacaan:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّٰهِ. السَّلَامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلٰى عِبَادِ اللّٰهِ الصَّالِحِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
"At-tahiyyaatul mubaarakaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah. Allaahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa shollaita ‘alaa sayyidinaa Ibraahiima wa ‘alaa aali sayyidinaa Ibraahiim, wa baarik ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa baarokta ‘alaa sayyidinaa Ibraahiima wa ‘alaa aali sayyidinaa Ibraahiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid."
Artinya: "Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Berkahilah Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam."
-
Salam
Posisi: Menoleh ke kanan terlebih dahulu, lalu menoleh ke kiri.
Bacaan:
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ
"Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah"
Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepada kalian."
Catatan: Ini adalah penutup sholat. Setelah salam, disunnahkan untuk membaca dzikir dan doa, dan Anda bisa bersalaman dengan jamaah di sekitar Anda sebagai bentuk silaturahmi.
Bacaan-Bacaan Penting Selama Sholat Idul Adha dan Maknanya: Menyelami Kekhusyukan Ibadah
Setelah memahami secara detail Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah, mari kita bedah lebih dalam mengenai bacaan-bacaan yang kita ucapkan selama sholat. Memahami makna di balik setiap lafal akan sangat membantu kita mencapai kekhusyukan dan menghadirkan hati saat berhadapan dengan Allah SWT. Ini bukan hanya sekadar menghafal, tapi meresapi setiap kata.
-
Doa Iftitah:
Makna Singkat: Doa iftitah adalah doa pembuka yang berisi pengagungan kepada Allah dan pengakuan bahwa sholat, ibadah, hidup, dan mati kita hanya untuk-Nya. Dengan membaca doa ini, kita secara sadar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, mengikhlaskan niat hanya karena-Nya. Ini adalah fondasi niat yang kuat untuk seluruh sholat dan membantu membersihkan hati dari segala gangguan duniawi.
-
Bacaan di Antara Takbir Tambahan (Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir):
Makna Singkat: Ini adalah kalimat "Subhaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar" yang berarti "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar." Dengan mengucapkan ini, kita memuji kesucian Allah, mensyukuri nikmat-Nya yang tak terhingga, bersaksi tiada Tuhan selain Dia, dan mengagungkan kebesaran-Nya. Setiap jeda takbir adalah kesempatan emas untuk memperbarui pengagungan dan pujian kita kepada Sang Pencipta, menegaskan tauhid dalam diri.
-
Bacaan Saat Ruku' dan Sujud:
- Ruku': "سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ" (Maha Suci Rabbku yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya.) Dalam ruku', kita mengakui keagungan Allah dengan membungkukkan punggung sebagai simbol kerendahan diri yang paling dalam.
- Sujud: "سُبْحَانَ رَبِّىَ الْاَعْلٰى وَبِحَمْدِهِ" (Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya.) Dalam sujud, kita merendahkan diri serendah-rendahnya, meletakkan bagian tubuh yang paling mulia (dahi) di lantai, sebagai tanda pengakuan bahwa Allah adalah yang Maha Tinggi dan kita adalah hamba-Nya yang paling lemah dan membutuhkan. Kedua posisi ini adalah puncak ketundukan dan pengakuan akan kebesaran Allah.
-
Bacaan Duduk di Antara Dua Sujud:
Makna Singkat: Doa ini adalah permohonan lengkap kepada Allah: ampunan, rahmat, perbaikan diri, peninggian derajat, rezeki, petunjuk, kesehatan, dan pemaafan. Setiap permintaan ini adalah kebutuhan mendasar seorang hamba dari Rabb-nya. Momen ini adalah kesempatan emas untuk bermunajat dan memohon segala kebaikan dunia dan akhirat, karena pada saat inilah kita berada dalam posisi terdekat dengan Allah setelah sujud.
-
Bacaan Tahiyat Akhir (Tasyahhud):
Makna Singkat: Ini adalah pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta permohonan keberkahan dan rahmat. Pengucapan syahadat di dalamnya menegaskan kembali keimanan kita akan keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad. Doa ini mencakup permohonan perlindungan dari empat hal penting: siksa kubur, siksa neraka, fitnah hidup dan mati, dan fitnah Dajjal. Ini adalah penutup rangkaian sholat yang penuh makna, merangkum intisari keimanan dan permohonan.
Memahami makna-makna ini akan mengubah sholat Anda dari sekadar gerakan rutin menjadi sebuah dialog yang hidup, intim, dan penuh penghayatan dengan Sang Pencipta. Ini akan membantu Anda merasakan kehadiran Allah, sehingga sholat Anda tidak hanya sah, tetapi juga diterima dan mendatangkan ketenangan hati yang luar biasa.
Baca Juga: Waktu Pelaksanaan Ibadah Kurban yang Paling Tepat
Waktu Pelaksanaan Sholat Idul Adha Sesuai Sunnah: Momentum Emas yang Penuh Berkah
Salah satu pertanyaan krusial mengenai Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah adalah kapan waktu pelaksanaannya yang tepat? Berbeda dengan sholat fardhu lima waktu yang memiliki jadwal ketat yang ditentukan oleh pergerakan matahari (Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, Subuh), sholat Idul Adha memiliki rentang waktu yang lebih fleksibel, namun tetap ada batasannya yang diatur dalam syariat Islam. Mengetahui waktu yang tepat akan membantu Anda merencanakan hari raya dengan lebih baik.
Secara umum, waktu sholat Idul Adha dimulai sejak matahari setinggi tombak. Apa maksud "setinggi tombak"? Ini kira-kira sekitar 15 hingga 20 menit setelah matahari terbit sempurna (syuruq), ketika bayangan objek sudah mulai terlihat jelas dan tidak lagi gelap gulita. Waktu ini akan berlangsung hingga masuk waktu Dzuhur. Sebagai contoh, jika matahari terbit pukul 06.00 pagi, maka sholat Idul Adha dapat dimulai sekitar pukul 06.15 atau 06.20 pagi.
Namun, perlu dicatat bahwa waktu yang paling utama (afdhal) dan paling sesuai sunnah Rasulullah SAW adalah di pagi hari, sesegera mungkin setelah waktu terbit matahari dan kondisi sudah cukup terang. Dibandingkan dengan sholat Idul Fitri yang disunnahkan agak sedikit terlambat (untuk memberi kesempatan umat makan terlebih dahulu sebelum sholat), sholat Idul Adha justru disunnahkan agak sedikit diawalkan.
Hikmah di balik anjuran mengawalkan waktu sholat Idul Adha adalah agar umat Muslim memiliki waktu yang cukup dan leluasa untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban setelah sholat. Proses penyembelihan dan distribusi daging kurban membutuhkan waktu dan tenaga, sehingga jika sholatnya diawalkan, proses kurban dapat dimulai lebih cepat dan terselesaikan dengan baik dalam rentang waktu yang disyariatkan (hari tasyriq: 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah). Ini menunjukkan betapa syariat Islam sangat memperhatikan kemudahan dan efisiensi bagi umatnya.
Jadi, bagi Anda yang ingin melaksanakan sholat Idul Adha, pastikan Anda sudah berada di tempat sholat sebelum waktu yang ditetapkan oleh panitia atau DKM setempat. Di Indonesia, sholat Idul Adha umumnya dilaksanakan antara pukul 06.30 hingga 07.30 pagi, tergantung lokasi geografis dan kebijakan masjid atau lapangan yang digunakan. Sangat dianjurkan untuk datang lebih awal agar Anda bisa mendapatkan shaf terdepan, mempersiapkan diri dengan tenang, dan melantunkan takbir bersama-sama sambil menunggu sholat dimulai. Ingat, sholat Idul Adha adalah sholat yang hanya setahun sekali, jadi maksimalkan momen emas ini untuk meraih pahala dan keberkahan!
Khutbah Idul Adha: Bagian Tak Terpisahkan dari Sholat Id yang Penuh Hikmah
Perlu diingat, sholat Idul Adha (dan Idul Fitri) memiliki keunikan tersendiri, yaitu adanya khutbah setelah sholat. Berbeda dengan sholat Jumat di mana khutbahnya sebelum sholat dan menjadi syarat sah sholat, pada sholat Idul Adha khutbah dilaksanakan setelah sholat. Mendengarkan khutbah ini hukumnya sunnah, namun sangat dianjurkan untuk tetap berdiam diri dan mendengarkan dengan saksama karena banyak ilmu, nasihat, dan pencerahan spiritual yang disampaikan oleh khatib.
Khutbah Idul Adha biasanya berisi tentang makna Idul Adha, kisah inspiratif Nabi Ibrahim AS, pentingnya ibadah kurban sebagai bentuk pengorbanan dan kepedulian sosial, serta ajakan untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Khatib juga seringkali mengingatkan umat akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat, serta pentingnya bersilaturahmi. Khutbah ini adalah kesempatan berharga untuk mendapatkan pencerahan spiritual, memperkuat keimanan kita, dan mendapatkan bekal ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan. Oleh karena itu, jangan terburu-buru pulang setelah sholat, luangkan waktu Anda untuk menyimak khutbah.
Amalan Sunnah Setelah Sholat Idul Adha: Menyempurnakan Hari Raya Penuh Berkah
Setelah menunaikan Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah, ada beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan, yang akan menyempurnakan ibadah dan mempererat tali persaudaraan kita di Hari Raya Kurban:
- Mendengarkan Khutbah: Seperti yang sudah dijelaskan, tetaplah di tempat untuk mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh khatib. Ini adalah ladang pahala dan sumber ilmu yang sayang untuk dilewatkan.
- Penyembelihan Hewan Kurban: Bagi yang mampu dan telah berniat, inilah saatnya untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Ibadah kurban adalah bentuk pengorbanan harta di jalan Allah dan wujud syukur atas nikmat-Nya. Daging kurban kemudian dibagikan kepada yang membutuhkan, keluarga, dan juga untuk dimakan sendiri. Distribusi daging kurban ini menumbuhkan rasa empati, kepedulian, dan kebersamaan di tengah masyarakat, mengurangi kesenjangan sosial dan membawa kebahagiaan bagi banyak orang.
- Silaturahmi: Manfaatkan momen Idul Adha untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar, tetangga, dan kerabat. Kunjungi sanak saudara, bermaaf-maafan, dan pererat tali persaudaraan. Hari raya adalah waktu yang tepat untuk melupakan perbedaan dan memperkuat ikatan kekeluargaan dan persahabatan. Ini adalah salah satu aspek penting dari hari raya yang membawa keberkahan dan memperpanjang umur.
- Makan dari Daging Kurban: Disunnahkan untuk makan dari sebagian daging kurban yang telah disembelih setelah sholat. Ini juga yang menjadi alasan disunnahkannya tidak makan sebelum sholat Idul Adha. Dengan menyantap daging kurban, kita merasakan langsung keberkahan dari ibadah yang baru saja dilaksanakan, sekaligus merayakan kebersamaan.
Tips untuk Pemula Agar Sholat Lebih Khusyuk dan Mudah Dipahami: Meraih Ketenangan Hati dalam Beribadah
Melaksanakan sholat, apalagi sholat yang jarang dilakukan seperti sholat Idul Adha, terkadang bisa terasa canggung atau sulit bagi pemula. Namun, jangan khawatir! Semua ibadah adalah proses belajar, dan Allah senantiasa memudahkan bagi hamba-Nya yang berusaha. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa membantu Anda, para pemula, agar sholat Idul Adha Anda lebih khusyuk, mudah dipahami, dan tentunya lebih diterima di sisi Allah SWT:
-
Pelajari Bacaan Secara Bertahap dan Pahami Maknanya:
- Fokus pada Inti: Jangan merasa harus menghafal semua bacaan sekaligus dalam semalam. Mulailah dengan niat dan takbiratul ihram. Kemudian, tambahkan bacaan Al-Fatihah dan surat pendek. Untuk bacaan-bacaan lainnya, Anda bisa membawa catatan kecil atau melihat panduan di ponsel (pastikan tidak mengganggu sholat orang lain). Ingat, Allah melihat usaha kita, bukan kesempurnaan instan.
- Pahami Arti: Ini adalah kunci kekhusyukan. Ketika Anda mengucapkan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar), cobalah rasakan kebesaran-Nya dalam hati, betapa Dia menguasai segalanya. Saat membaca "Subhaana Rabbiyal ‘Azhiimi" (Maha Suci Rabbku yang Maha Agung), hayati betapa agungnya Allah dan betapa kecilnya diri kita. Pemahaman makna akan mengubah sholat Anda dari sekadar deretan kata menjadi dialog yang penuh penghayatan dengan Sang Pencipta, mengisi setiap gerakan dengan kesadaran spiritual. Banyak aplikasi dan buku panduan sholat yang menyertakan terjemahan.
-
Fokus pada Gerakan dan Bacaan yang Sedang Dilakukan:
- Hadirlah Sepenuhnya: Saat sholat, usahakan pikiran Anda tidak melayang ke urusan duniawi seperti daftar belanjaan atau pekerjaan. Fokuskan pandangan ke tempat sujud, dan arahkan pikiran Anda pada setiap gerakan yang Anda lakukan dan setiap bacaan yang Anda ucapkan. Ingatlah bahwa Anda sedang berhadapan langsung dengan Allah, Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.
- Latih Pernapasan: Bernapaslah dengan tenang dan teratur. Ini membantu menenangkan pikiran dan menjaga konsentrasi. Jika pikiran mulai भटक (berkeliaran), tarik napas dalam-dalam, hembuskan perlahan, dan kembalikan fokus pada sholat. Anggap setiap helaan napas sebagai upaya untuk menarik diri kembali ke dalam kekhusyukan.
-
Berlatih di Rumah Sebelum Hari H:
- Praktikkan Sendiri: Jika Anda masih merasa canggung atau tidak yakin dengan urutan gerakan dan bacaan, coba praktikkan Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah ini di rumah beberapa kali sebelum hari H. Anda bisa mengikuti video panduan online atau membaca buku panduan sholat. Ini akan membantu Anda lebih percaya diri dan mengurangi kekhawatiran saat sholat berjamaah nanti, membuat Anda lebih rileks dan bisa menikmati ibadah.
-
Jangan Malu Bertanya dan Belajar:
- Cari Bimbingan: Jika ada yang tidak Anda pahami, jangan sungkan bertanya kepada orang yang lebih tahu, seperti ustadz, guru agama, orang tua, atau teman yang berpengalaman dan Anda percayai ilmunya. Belajar adalah proses seumur hidup, dan tidak ada yang salah dengan mengakui bahwa kita masih perlu belajar. Justru, itu menunjukkan semangat ingin tahu dan memperbaiki diri.
-
Niatkan Ikhlas dan Penuh Syukur:
- Luruskan Niat: Ingatlah bahwa setiap ibadah yang kita lakukan adalah semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Niat yang ikhlas akan menjadikan ibadah kita bernilai di sisi-Nya dan mendatangkan ketenangan batin yang hakiki. Sholat Idul Adha adalah bentuk syukur kita atas nikmat-nikmat-Nya yang tak terhingga dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan hati yang penuh syukur, ibadah akan terasa lebih ringan dan bermakna, bukan sebagai beban, melainkan anugerah.
-
Datang Lebih Awal dan Berdoa:
- Ambil Posisi Terbaik: Datang lebih awal tidak hanya memungkinkan Anda mendapatkan shaf terbaik (yang memiliki keutamaan pahala), tetapi juga memberi Anda waktu untuk menenangkan diri, berdzikir, dan berdoa sebelum sholat dimulai. Gunakan waktu ini untuk memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan dan kekhusyukan dalam beribadah, serta untuk memanjatkan doa-doa terbaik Anda di hari yang penuh berkah ini.
Optimasi SEO: Membuat Artikel Ini Mudah Ditemukan dan Bermanfaat Luas
Artikel ini dirancang agar mudah ditemukan oleh siapa saja yang mencari informasi akurat dan mudah dipahami mengenai Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah. Kami telah mengoptimalkan penggunaan kata kunci utama ini secara strategis di judul, paragraf pembuka, di tengah artikel, dan di bagian penutup. Selain itu, kami juga menggunakan kata kunci turunan yang relevan seperti "cara sholat Idul Adha yang benar", "doa sholat Idul Adha", "waktu sholat Idul Adha", "panduan sholat Idul Adha untuk pemula", dan "sholat Idul Adha sesuai sunnah" secara alami di seluruh teks. Struktur artikel yang jelas dengan sub-judul yang deskriptif, penggunaan poin-poin yang mudah dicerna, serta gaya bahasa yang ramah dan santai juga bertujuan untuk meningkatkan pengalaman membaca dan relevansi di mesin pencari. Harapannya, artikel ini dapat menjadi sumber rujukan utama yang bermanfaat dan mudah diakses bagi banyak Muslim di Indonesia, khususnya bagi mereka yang baru belajar agama.
Penutup: Selamat Menunaikan Ibadah di Hari Raya Idul Adha
Alhamdulillah, kita telah sampai di penghujung artikel ini. Semoga panduan lengkap mengenai Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah ini bisa menjadi bekal berharga bagi Anda dalam menunaikan ibadah di Hari Raya Kurban. Ingatlah, bahwa inti dari ibadah adalah keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Melalui sholat Idul Adha dan ibadah kurban, kita diajak untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, serta menumbuhkan kepedulian terhadap sesama. Ini adalah hari kemenangan, hari pengorbanan, dan hari berbagi kebahagiaan.
Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua, mengampuni dosa-dosa kita, dan senantiasa melimpahkan rahmat serta berkah-Nya kepada kita dan keluarga. Mari kita semarakkan hari raya ini dengan ibadah yang terbaik dan hati yang penuh syukur. Selamat Hari Raya Idul Adha 144X H! Taqabbalallahu Minna Wa Minkum! (Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian). Aamiin.
Posting Komentar untuk "Tata Cara Sholat Idul Adha 2025 Lengkap dengan Bacaan dan Waktunya Sesuai Sunnah"