Sebelum Sholat Idul Adha Makan Dulu Atau Tidak?-Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudaraku yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebentar lagi kita akan menyambut hari yang mulia, hari raya Idul Adha. Hari di mana gema takbir berkumandang, menandai berakhirnya rangkaian ibadah haji bagi saudara-saudara kita di Tanah Suci, dan dimulainya ibadah qurban bagi kita yang dimampukan. Suasananya penuh kekhusyukan dan kebahagiaan.
Di tengah persiapan menyambut hari besar ini, seringkali muncul pertanyaan seputar tata cara pelaksanaannya. Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan, terutama bagi kita yang mungkin baru belajar atau ingin memantapkan pemahaman agama, adalah tentang adab sebelum berangkat sholat Idul Adha. Pertanyaannya sederhana, namun penting untuk dipahami sesuai tuntunan Nabi kita tercinta, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam: sebelum sholat Idul Adha makan dulu atau tidak? Ini pertanyaan yang sangat wajar, mengingat kebiasaan kita di hari raya Idul Fitri yang justru dianjurkan makan sebelum berangkat sholat. Nah, dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas persoalan sebelum sholat idul adha makan dulu atau tidak ini dengan bahasa yang santai dan mudah diterima, insya Allah.
Mari kita temukan jawabannya bersama, agar ibadah Idul Adha kita semakin sempurna dan sesuai dengan tuntunan sunnah Nabi. Tenang saja, ini bukan hal yang rumit. Justru, memahami sunnah itu akan membuat ibadah kita terasa lebih nikmat dan berkah.
Memahami Konteks: Mengapa Pertanyaan Ini Muncul?
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita pahami dulu mengapa pertanyaan "sebelum sholat Idul Adha makan dulu atau tidak" ini begitu sering mengemuka.
Jawaban terbesarnya terletak pada perbandingan dengan Idul Fitri. Di hari raya Idul Fitri, kita semua tahu, disunnahkan bagi kita untuk makan sesuatu, biasanya kurma dalam jumlah ganjil, sebelum berangkat menuju tempat sholat Id. Mengapa demikian? Karena Idul Fitri adalah hari kemenangan setelah sebulan penuh kita berpuasa di bulan Ramadhan. Makan sebelum sholat adalah simbolisasi bahwa kita telah mengakhiri ibadah puasa wajib tersebut, dan kita merayakan kebolehan untuk makan kembali. Sunnah ini bertujuan untuk membedakan hari raya dari hari-hari berpuasa.
Nah, karena kebiasaan yang kuat ini di Idul Fitri, secara otomatis banyak di antara kita yang bertanya-tanya, "Apakah sama dengan Idul Adha? Sebelum sholat Idul Adha makan dulu atau tidak?" Ini wajar, karena kedua hari raya ini memiliki kesamaan dalam banyak aspek, seperti pelaksanaan sholat Id di pagi hari. Namun, ternyata ada perbedaan penting dalam adab makan sebelum sholatnya.
Baca Juga: Cara menanamkan semangat Sholat Idul Adha pada anak dan remaja
Bukan Sama dengan Idul Fitri: Perbedaan Makan Sebelum Sholat Idul Adha dan Idul Fitri
Saudaraku, inilah poin krusialnya. Meskipun sama-sama hari raya, ada perbedaan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam terkait adab makan sebelum sholat pada kedua hari besar ini.
Jika di Idul Fitri kita dianjurkan makan, maka di Idul Adha, sunnahnya adalah sebaliknya. Ya, betul sekali. Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di hari Idul Adha adalah tidak makan apa pun sebelum menunaikan sholat Id.
Mengapa demikian? Apa hikmah di baliknya?
Hikmah terbesar, yang banyak dijelaskan oleh para ulama, adalah agar kita bisa memulai makan di hari Idul Adha dengan menyantap daging hewan qurban kita sendiri, setelah selesai menyembelihnya atau menyaksikan penyembelihannya. Jadi, makanan pertama yang masuk ke perut kita di hari Idul Adha, setelah sholat Id, adalah berkah dari ibadah qurban yang kita lakukan. Ini adalah bentuk syukur dan penantian yang indah terhadap karunia Allah.
Bayangkan, kita berangkat sholat Id dalam keadaan belum makan, penuh harap dan kekhusyukan, lalu setelah sholat dan mendengarkan khutbah, kita pulang, menunaikan ibadah qurban (bagi yang berqurban), dan menyantap hidangan pertama dari daging qurban tersebut. Ini menghubungkan sholat Id dengan ibadah qurban itu sendiri, menjadikan keduanya satu rangkaian perayaan syukur yang utuh.
Baca Juga: Tata Cara Sholat Idul Adha Menurut Mazhab Hanafi
Dalilnya Mana, Ustadz? Inilah Tuntunan dari Sunnah Nabi
Alhamdulillah, ajaran agama kita ini lengkap dan bersumber dari tuntunan yang jelas. Anjuran untuk tidak makan sebelum sholat Idul Adha ini bukanlah karangan, melainkan bersumber dari praktik Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan penjelasan para sahabat.
Salah satu hadits yang sering dijadikan rujukan terkait praktik makan sebelum sholat Idul Fitri adalah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, yang menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak berangkat sholat Idul Fitri hingga beliau makan beberapa kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah ganjil.
Adapun mengenai Idul Adha, riwayat-riwayat menunjukkan praktik yang berbeda. Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ النَّحْرِ حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
Artinya: "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak berangkat (ke tempat sholat) pada hari Idul Fitri sampai beliau makan. Dan pada hari Idul Adha beliau tidak makan sampai beliau kembali (dari sholat) kemudian makan dari sembelihan qurbannya." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad. Hadits ini dinilai hasan shahih oleh Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Hadits ini dengan sangat jelas membedakan antara adab makan di hari Idul Fitri dan Idul Adha. Di Idul Fitri makan dulu, sementara di Idul Adha tidak makan dulu sampai kembali dari sholat dan makan dari hasil qurban.
Imam An-Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab menjelaskan, "Disunnahkan bagi orang yang berqurban untuk tidak makan apapun pada hari Idul Adha sampai dia makan dari daging qurbannya setelah sholat."
Jadi, dalil dari sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan penjelasan para ulama sangat tegas mengenai hal ini. Sunnahnya adalah menahan diri dari makan sebelum sholat Idul Adha.
Baca Juga: Niat sholat Idul Adha dan tata cara sholatnya
Poin Penting: Jadi, Sebelum Sholat Idul Adha Makan Dulu atau Tidak? Ini Ringkasannya!
Biar makin jelas dan mudah diingat, mari kita rangkum poin-poin utamanya:
- Untuk Idul Fitri: Disunnahkan makan sebelum berangkat sholat Id. Tujuannya menunjukkan berakhirnya puasa Ramadhan.
- Untuk Idul Adha: Disunnahkan tidak makan sebelum berangkat sholat Id. Ini adalah jawaban langsung untuk pertanyaan sebelum sholat Idul Adha makan dulu atau tidak. Sunnahnya adalah menahan diri.
- Waktu Makan di Idul Adha: Waktu yang paling utama untuk memulai makan di hari Idul Adha adalah setelah selesai menunaikan sholat Id, kembali ke rumah atau tempat penyembelihan, dan menyantap daging dari hewan qurban (bagi yang berqurban).
- Hikmahnya: Menghubungkan ibadah sholat Id dengan ibadah qurban, menjadikan daging qurban sebagai santapan pertama di hari yang berbahagia tersebut, sebagai wujud syukur atas karunia Allah.
- Bagaimana jika tidak berqurban? Meskipun tidak berqurban, sunnah untuk tidak makan sebelum sholat Idul Adha tetap berlaku. Setelah sholat, Anda bisa makan dari hidangan lain yang tersedia, atau jika memungkinkan, dari daging qurban orang lain yang dibagikan. Intinya, memulai santapan pertama setelah sholat.
Bagaimana Jika Terlanjur Makan Sebelum Sholat Idul Adha? Apakah Sholatnya Sah?
Ini juga pertanyaan yang penting untuk meredakan kekhawatiran, terutama bagi yang baru belajar. Tenang saja, Saudaraku. Jika karena lupa, tidak tahu, atau ketidaksengajaan, Anda terlanjur makan atau minum sesuatu sebelum berangkat sholat Idul Adha, sholat Anda tetap sah.
Mengapa demikian? Karena hukum tidak makan sebelum sholat Idul Adha adalah sunnah, bukan wajib. Meninggalkan sunnah tidak sampai membatalkan atau merusak keabsahan sholat wajib maupun sholat sunnah itu sendiri.
Namun, perlu diingat, dengan terlanjur makan, kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala dan keutamaan dari mengikuti sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Jadi, upayakan semaksimal mungkin untuk menjaga sunnah ini. Tapi jika memang terlanjur, jangan berkecil hati atau merasa bersalah secara berlebihan. Insya Allah, Allah Maha Penerima taubat dan pemaaf. Jadikan ini pelajaran untuk Idul Adha di tahun-tahun berikutnya.
Baca Juga: Tata cara sholat idul adha sebagai makmum
Menghidupkan Sunnah, Meraih Keberkahan Idul Adha
Saudaraku seiman, memahami adab dan sunnah dalam beribadah bukan hanya sekadar mengetahui "boleh atau tidak boleh", "makan dulu atau tidak". Lebih dari itu, ini adalah upaya kita untuk meneladani pribadi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang mulia. Setiap sunnah yang beliau ajarkan pasti mengandung hikmah dan kebaikan bagi kita, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
Dengan menahan diri dari makan sebelum sholat Idul Adha, kita bukan hanya sekadar tidak makan, tapi kita sedang melatih kesabaran, menanti karunia Allah dari ibadah qurban, dan meneladani langkah Nabi yang sangat kita cintai. Ini adalah bentuk cinta kita kepada Rasulullah dan keinginan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang paling beliau ridhai.
Mari kita jadikan momen Idul Adha ini sebagai sarana untuk memperdalam kecintaan kita kepada sunnah Nabi. Tidak hanya dalam hal adab makan sebelum sholat, tapi juga dalam setiap aspek kehidupan kita. Membaca shalawat untuk beliau, mempelajari sirah (sejarah hidup) beliau, dan berusaha mengamalkan ajaran-ajaran beliau dalam keseharian kita.
Baca Juga: Tata Cara Sholat Ied Idul Adha Sendiri di Rumah
Persiapan Lain Menuju Sholat Idul Adha
Selain pertanyaan "sebelum sholat Idul Adha makan dulu atau tidak", ada beberapa sunnah lain yang sangat dianjurkan untuk kita lakukan menjelang dan saat hari Idul Adha, agar ibadah kita semakin sempurna:
- Menghidupkan Malam Hari Raya: Dianjurkan untuk menghidupkan malam Idul Adha dengan beribadah, seperti sholat malam, membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan memperbanyak doa. Namun, ini bukan berarti begadang semalam suntuk tanpa tidur, sehingga pagi harinya malah lemas dan tidak bisa melaksanakan sholat Id dengan khusyuk. Pilihlah waktu yang paling baik di malam hari untuk beribadah.
- Mandi Sunnah: Disunnahkan mandi pada pagi hari Idul Adha sebelum berangkat sholat. Mandi ini bertujuan untuk membersihkan diri dan menyegarkan badan, agar kita datang ke tempat sholat dalam keadaan suci dan bersemangat.
- Berpakaian Terbaik dan Wangi: Kenakan pakaian yang paling baik dan paling bersih yang kita miliki. Jika punya pakaian baru, silakan kenakan. Jika tidak, pakaian yang bersih dan rapi sudah cukup. Sunnah juga untuk memakai wangi-wangian (parfum non-alkohol) bagi laki-laki. Bagi perempuan, berpakaian yang syar'i dan tidak tabarruj (berhias berlebihan) saat keluar rumah menuju tempat sholat.
- Pergi ke Tempat Sholat Pagi-pagi: Usahakan berangkat ke tempat sholat Id (lapangan atau masjid) lebih awal agar mendapatkan shaf terdepan dan bisa memperbanyak takbir sebelum sholat dimulai.
- Mengumandangkan Takbir: Dari rumah menuju tempat sholat, dan saat menunggu sholat dimulai, perbanyaklah mengumandangkan takbir: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahil Hamd." Gema takbir ini menambah syiar dan kekhidmatan hari raya.
- Mengambil Jalan Berbeda Saat Pergi dan Pulang: Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah mengambil jalan yang berbeda ketika pergi dan pulang dari sholat Id. Hikmahnya bermacam-macam, di antaranya agar bisa bertemu dan menyapa lebih banyak orang, menjadi saksi bagi tempat-tempat yang dilalui, dan menunjukkan syiar Islam.
- Mendengarkan Khutbah Id: Setelah sholat Id, dengarkan khutbah yang disampaikan oleh khatib. Khutbah Id berisi nasehat, pengajaran, dan mengingatkan kita akan makna Idul Adha, termasuk hikmah qurban.
- Saling Mendoakan dan Mengunjungi: Setelah sholat, bersalaman dan saling mendoakan sesama Muslim dengan ucapan "Taqabbalallahu minna wa minkum" (Semoga Allah menerima amalku dan amalmu). Kunjungi sanak keluarga, tetangga, dan kerabat untuk mempererat tali silaturahim.
Baca Juga: Panduan Tata Cara Sholat Idul Adha
Menutup Renungan: Idul Adha, Bukan Hanya Tentang Makan Daging
Saudaraku, Idul Adha bukan hanya tentang ibadah qurban dan menikmati lezatnya daging. Lebih dari itu, Idul Adha adalah perayaan keikhlasan, ketaatan, dan pengorbanan, meneladani kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam dan putranya, Nabi Ismail Alaihissalam.
Ibadah qurban mengajarkan kita untuk berbagi, peduli terhadap sesama, dan mensyukuri nikmat Allah. Daging qurban yang dibagikan menjadi simbol pemerataan rezeki dan kebahagiaan yang dirasakan bersama, terutama bagi mereka yang kurang beruntung.
Dengan memahami dan mengamalkan sunnah, termasuk dalam urusan yang nampak kecil seperti sebelum sholat Idul Adha makan dulu atau tidak, kita menunjukkan kesungguhan kita dalam beragama dan meraih keberkahan dari setiap detail ajaran Nabi.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan Idul Adha kali ini penuh berkah, kebahagiaan, dan mempererat persaudaraan di antara kita.
Teruslah belajar, teruslah beramal, dan jangan pernah lelah untuk memperbaiki diri menjadi Muslim yang lebih baik. Agama ini mudah, indah, dan membawa ketenangan bagi siapa saja yang menjalaninya dengan tulus.
Jadi, sudah jelas ya, Saudaraku, untuk pertanyaan krusial: sebelum sholat Idul Adha makan dulu atau tidak? Jawabannya adalah tidak disunnahkan (lebih utama menahan diri) sampai selesai sholat Id dan menyantap daging qurban.
Selamat menyambut Hari Raya Idul Adha. Semoga Allah menerima qurban kita dan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.